Kendari (Antaranews Sultra) - Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ali Mazi, mengatakan perkembangan ekspor daerah itu hingga September 2018 meningkat tajam atau meningkat hampir empat kali lipat dibanding bulan yang sama 2017.
   
 "Prosentase kenaikannya mencapai 393,4 persen, peningkatan itu tentunya dipicu adanya pemberian kuota ekspor orenikel terhadap beberapa perusahaan yang komitmen untuk membangun smelter di daerahnya," kata Ali Mazi di Kendari, Kamis.
     
Di samping itu kata dia, meningkatnya ekspor ini karena adanya perusahaan yang telah mengekspor hasil olahannya.
   
"Komitmen membangun smelter tersebut harus sejalan dengan realisasi ekspor sesuai kuota yang diberikan. Dengan demikian, kita berharap nantinya seluruh hasil tambang yang ada di Sultra diolah terlebih dahulu menjadi barang jadi atau setengah jadi baru diekspor," katanya.
     
Menurut dia, terhadap hasil tambang berupa ore yang diperdagangkan antar pulau ke daerah lain juga perlu mendapat pemantauan pemantauan dan pengaturan.
     
"Hal ini agar nantinya tidak menganggu komitmen investasi pembangunan smelter di daerah akibat persoalan bahan baku. Selain melindungi sumber day dan industri yang ada di daerah, juga agar ada kejelasan kontribusi dari kegiatan tersebut bagi daerah dan masyarakat," katanya.     
     
Dijelaskan, diversifikasi ekspor dengan mendorong peninbgkatan ekspor di luar produk pertambangan, juga erlu terus dilakukan, karena ekspor yang terlalu didominasi oleh satu produk rentan terhadap gejolak eksternel di luar negeri terkait komoditas tersebut.
     
"Padahal saat ini pertumbuhan ekonomi daerah sangat ditentukan juga oleh pertumbuhan ekspor hasil tambang, dimana pada tahun 2017 yang lalu ekspor hasil tambang menyumbang sekitar 87,84 persen dari pertumbuhan ekonomi daerah," katanya.
 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024