Unaaha (Antaranews Sultra) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB bekerja sama dengan Forum partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan sosialisasi program Three Ends di Unaaha Kabupaten Konawe, Selasa.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala DP3A Konawe, Cici Ita Ristianty hadir Sekretaris Dinas DP3A-PP-KB Sultra, Irianto, Ketua Forum Puspa Sultra, Hasmida Karim.
Irianto mengatakan, banyak kasus kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak. Misalnya, kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosaan, penculikan, pornografi dan masih banyak lagi yang harus mendapat penabganan secara serius.
"Inilah yang menjadi dasar kementerian berinisiatif mendukung pembentukan Forum Puspa di daerah-daerah, tidak hanya provinsi tetapi juga kabupaten kota," katanya.
Dikatakan, melalui program unggulan Three Ends, Puspa bertujuan mengakhiri kekerasan perempuan dan anak, akhiri perdagangan manusia dan akhiri kesenjangan ekonomi.
"Ada tiga hal penting dalam Program Three Ends. Yakni, menghentikan kekerasan pada perempuan dan anak, selanjutnya menghentikan perdagangan manusia serta memberikan keadilan akses terhadap ekonomi bagi perempuan," katanya.
Kepala DP3A Konawe, Cici Ita Ristianty, melaporkan pada 2017 lalu, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Konawe tahun 2017 menjadi yang tertinggi di Sultra, mencapai 79 kasus, sedangkan 2018 ini jumlahnya yang ditemukan 29 kasus.
"Kami sangat mendukung Forum Puspa, yang diinisiasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan yang bertujuan menghentikan kekerasan pada perempuan dan anak, selanjutnya menghentikan perdagangan manusia serta memberikan keadilan akses terhadap ekonomi bagi perempuan," katanya.
Ketua Forum Puspa, Hasmida Karim, mengatakan, data terkait angka kekerasan perempuan dan anak cukup tinggi di Sultra dan terjadi hampir di setiap daerah.
"Konawe adalah daerah dengan data kekerasan tertinggi dibanding daerah lain di Sultra, sehingga menjadi sasaran Puspa melalui kegiatan sosialisasi dan rapat koordinasi program PUSPA Sultra ini, mereka bakal menggalakkan Program Three Ends," katanya.
Ia mengaku, pihaknya yidak bisa berbuat sendiri sehingga dibutuhkan sinergitas berbagai pihak terkait seperti antar pemerintah, pelaku pemberdaya, universitas, perbankan, dan media.
"Maka upaya ini kita berkoordinasi dengan pemberdayaan perempuan bersama Puspa menginisiasi untuk melaksanakan Three Ends. Untuk pendanaan menggunakan konsep sharing dengan berbagai pihak, baik swasta, pemda, maupun pemerintah desa," katanya.
Kegiatan ini diikuti stakeholder terkait di Pemda Konawe, perbankan, Organisasi perempuan, perguruan tinggi dan media dengan jumlah peserta 50 orang dan menghadirkan pemateri dari akademisi, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB dan Forum Puspa Sultra.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala DP3A Konawe, Cici Ita Ristianty hadir Sekretaris Dinas DP3A-PP-KB Sultra, Irianto, Ketua Forum Puspa Sultra, Hasmida Karim.
Irianto mengatakan, banyak kasus kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak. Misalnya, kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosaan, penculikan, pornografi dan masih banyak lagi yang harus mendapat penabganan secara serius.
"Inilah yang menjadi dasar kementerian berinisiatif mendukung pembentukan Forum Puspa di daerah-daerah, tidak hanya provinsi tetapi juga kabupaten kota," katanya.
Dikatakan, melalui program unggulan Three Ends, Puspa bertujuan mengakhiri kekerasan perempuan dan anak, akhiri perdagangan manusia dan akhiri kesenjangan ekonomi.
"Ada tiga hal penting dalam Program Three Ends. Yakni, menghentikan kekerasan pada perempuan dan anak, selanjutnya menghentikan perdagangan manusia serta memberikan keadilan akses terhadap ekonomi bagi perempuan," katanya.
Kepala DP3A Konawe, Cici Ita Ristianty, melaporkan pada 2017 lalu, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Konawe tahun 2017 menjadi yang tertinggi di Sultra, mencapai 79 kasus, sedangkan 2018 ini jumlahnya yang ditemukan 29 kasus.
"Kami sangat mendukung Forum Puspa, yang diinisiasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan yang bertujuan menghentikan kekerasan pada perempuan dan anak, selanjutnya menghentikan perdagangan manusia serta memberikan keadilan akses terhadap ekonomi bagi perempuan," katanya.
Ketua Forum Puspa, Hasmida Karim, mengatakan, data terkait angka kekerasan perempuan dan anak cukup tinggi di Sultra dan terjadi hampir di setiap daerah.
"Konawe adalah daerah dengan data kekerasan tertinggi dibanding daerah lain di Sultra, sehingga menjadi sasaran Puspa melalui kegiatan sosialisasi dan rapat koordinasi program PUSPA Sultra ini, mereka bakal menggalakkan Program Three Ends," katanya.
Ia mengaku, pihaknya yidak bisa berbuat sendiri sehingga dibutuhkan sinergitas berbagai pihak terkait seperti antar pemerintah, pelaku pemberdaya, universitas, perbankan, dan media.
"Maka upaya ini kita berkoordinasi dengan pemberdayaan perempuan bersama Puspa menginisiasi untuk melaksanakan Three Ends. Untuk pendanaan menggunakan konsep sharing dengan berbagai pihak, baik swasta, pemda, maupun pemerintah desa," katanya.
Kegiatan ini diikuti stakeholder terkait di Pemda Konawe, perbankan, Organisasi perempuan, perguruan tinggi dan media dengan jumlah peserta 50 orang dan menghadirkan pemateri dari akademisi, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB dan Forum Puspa Sultra.