Kendari (Antaranews Sultra) - Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku kesulitan untuk memenuhi target penyerapan hasil panen jagung daerah itu sebanyak 4.000 ton pada 2018.

"Bukannya kami tidak mampu membeli jagung petani, tetapi bingung mau dapat di mana produksi jagung sebanyak itu," kata Kabulog Divre Sultra, Kusmiawan, di Kendari, Kamis.

Ia mengemukakan, ada produksi jagung petani di beberapa daerah yang konsen mengawal dan mendampingi warganya untuk mengembangkan komoditas tanaman jagung, tetapi saat Bulog turun, ternyata sudah tidak ada stok.

"Bagi kami itu tidak masalah karena mungkin petani menjual ke pihak lain yang lebih tinggi harga pembeliannya dari Bulog. Malah kami menyarankan menjual kepada yang lebih mahal demi meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.

Sedangkan, harga pembelian jagung Bulog yakni Rp3.150 per kilogram pipilan kering asalkan memenuhi persyaratan pembelian.

"Misalnya kami hanya membeli hasil panen jagung dengan kadar air 14 persen, diatas dari itu tidak bisa membelinya karena cepat rusak saat disimpan di gudang Bulog," katanya.

Ia berharap petani untuk terus melakukan penanaman jagung karena pasarnya sangat luas dan kebutuhan jagung relatif tinggi.

"Jagung yang kita maksud ini kan untuk pakan ternak, dan ternak itu membutuhkan makanan setiap hari, karena orang makan daging ayam setiap hari. Sehingga produk jagung dibutuhkan juga setiap hari," katanya.


(T.KR-SPR/B/L005/C/L005) 30-08-2018 22:51:11

Pewarta : Suparman
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024