Baubau (Antaranews Sultra) -? Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas 1 Baubau, Sulawesi Tenggara, menerbitkan surat edaran tentang kebersamaan dalam peningkatan keselamatan pelayaran kapal rakyat/tradisional pengangkut penumpang.

Surat edaran Nomor:UM.003/78 /18/Upp Bau-18 itu, juga memuat tentang penetapan tiga lokasi berlindung kapal pada saat cuaca ekstrim di perairan Pelabuhan Baubau dan wilayah kerjanya.

Kepala Kantor UPP Kelas 1 Baubau, Subagiyo, di Baubau, Selasa, mengatakan, penerbitan surat edaran yang merupakan kewenangan UPP akan ditujukan kepada seluruh pemangku kepentigan di wilayah Kepulauan Buton karena melihat kondisi cuaca khususnya di Perairan Baubau dan Wakatobi ekstrim.

"Suratnya sudah dalam proses dan saya barusan tandatangani. Intinya surat edaran itu pertama kepada pemilik kapal, operator dan nahkoda harus menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengangkutan penumpang sesuai ketentuan dalam keselamatan pelayaran," ujarnya.

SOP yang harus dijalankan pemilik kapal, operator maupun nakhoda, kata dia, di antaranya tidak boleh menaikkan penumpang melebihi kapasitas atau sesuai manifes, dan tidak memaksakan berangkat saat kondisi cuaca buruk berdasarkan informasi BMKG.

"Jadi konsep penyusunan suratnya itu sudah berjalan sekitar dua pekan dan sudah komunikasikan dengan anggota saya yang ada di lapangan, karena keselamatan itu harus secara bersama-sama bukan hanya dari aspek regulatornya saja," katanya.

Di samping itu, untuk mengetahui kondisi cuaca ekstrim di Perairan Baubau dan sekitarnya yang berisiko terjadi bulan apa, kata Subagiyo, pihaknya telah menetapkan prakiraan atau prediksi tahunan kondisi cuaca buruk dari informasi yang dikeluarkan dari BMKG Kendari. Sehingga hal itu merupakan "warning" kepada pemilik kapal, nahkoda maupun petugas UPP di lapangan untuk berhati-hati.

Sedangkan tiga titik lokasi berlindung kapal yang bisa digunakan nakhoda pada saat cuaca ekstrim, lanjut dia, ditetapkan di Teluk Sampolawa, Teluk Nalendi dan Teluk Pasarwajo.

"Jadi misalnya pada saat kapal berlayar dan tiba-tiba di tengah perjalanan menemukan cuaca ekstrim kita perintahkan nakhoda untuk bergerak berlindung ke teluk itu yang paling dekat, sambil menunggu kondisi cuaca membaik baru melanjutkan perjalanan ketempat tujuan," ujarnya.

Dikatakannya pula, penetapan tiga lokasi berlindung kapal tersebut tidak hanya berdiskusi, juga berdasarkan survei lapangan yang dilaksanakan oleh UPP Baubau melalui Seksi Kesyahbandaran dan Keselamatan Pelayaran.

 

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024