Kendari (Antaranews Sultra) - Dinas Ketahanan Pangan (Distan) Sulawesi Tenggara menyatakan bahwa produksi sagu di wilayahnya masih sangat terbatas bahkan masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

Data Dinas Ketahanan Pangan (Distan) Provinsi Sultra mencatat, produksi sagi di tahun 2018 ini hanya diperkirakan tidak lebih dari 4.000 ton, sementara kebutuhan konsumen di atas angka 12 ribu ton per tahun.

Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Sultra, Alimuddin di Kendari, Kamis mengatakan, analisa ketersedian salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat Sultra itu berdasarkan hasil informasi yang dihimpun dari berbagai instansi teknis seperti dinas Tanaman Pangan menyangkut produksi dan Dinas Perkebunan terkait luasan areal sebab tananaman sagu itu umumnya banyak yang tumbuh dikawasan hutan perkebunan.

"Memang benar, produksi sagu di Sultra masih sangat terbatas, sementara kebutuhan konsumen dari tahun ke tahun meningkat," ujaranya.

Ia mengatakan, Dinas Ketahanan Pangan Sultra yang salah satu tugas pokok melakukan pemantauan dan menganalisai ketersediaan sejumlah produksi pangan dengan 14 jenis komoditas yang setiap hari melaporkan perkembangan terkait stok yang ada di pasaran maupun pada tingkat instansi teknis seperti di Bulog mengenai cadangan gabah/padi untuk beberapa bulan ke depan.

Kata Alimuddin, dari 14 komoditas yang menjadi pantauan yakni padi, jagung , sagu, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, telur, daging ayam, daging sapi, cabe, gula pasir, bawang putih, bawang merah dan minyak goreng.

Baca juga: Belum Beroperasi, Warga Pertanyakan Pabrik Sagu

"Stok ketersediaan beras di Bulog Sultra hingga per 17 Mei 2018 sebesar 5.474,47 ton yang tersebar di seluruh gudang beras yang ada di Sultra, atau masih mencukupi hingga kebutuhan enam bulan kedepan," katanya.

Lebih lanjut Aminuddin mengatakan, dari sejumlah kebutuhan pangan yang terpantau itu, stoknya tergolong surplus kecuali sagu, kedelai dan telur ayam. Khusus dua komoditas yakni kedelai dan telur merupakan kebutuhan yang harus di pasok dari luar daerah karena produksinya terbatas.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024