Kendari (Antaranews Sultra) - PT Pertamina menduga kondisi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kendari, secara umum karena adanya penyelewengan solar bersubsidi ke industri.

"Tingkat konsumsi BBM solar bersubsidi terus mengalami peningkatan, sejak pertengahan tahun 2017 hingga tahun 2018 ini tetap signifikan kenaikannya, jangan sampai ada yang selewengkan menjualnya ke industri," kata Sales Executive Retail IV Sultra PT Pertamina Dimas Mulyo Widya Saputro di Kendari, Selasa.

Ia mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan penertiban penyaluran BBM solar bersubsidi agar tidak disalahgunakan atau harus tepat sasaran.

"Untuk meminimalkan penyelewengan solar bersubsidi ke industri, ke depan kami berencana mengeluarkan kartu solar bersubsidi kepada masing-masing kendaraan berbahan bakar solar," katanya lagi.

Cara memantau penggunaan kartu solar bersubsidi tersebut, katanya lagi, melalui sistem yang berjalan.

"Tetapi sebelumnya akan dilakukan sosialisasi kartu solar bersubsidi ini kami akan sosialisasi dulu sekitar satu bulan dan mungkin setelah lebaran ini kami sudah mulai berlakukan," kata dia.

Pertamina juga akan berkoordinasi dengan Dinas ESDM Sultra untuk membahas peraturan atau regulasi sebagai payung hukumnya, sehingga bisa berjalan baik.

Baca juga: Elpiji langka, DPRD Sultra rapat dengar pendapat dengan Pertamina

Wakil Ketua Komisi II DPRD Sultra Rasyid mengapresiasi langkah pihak Pertamina yang akan melakukan penertiban solar bersubsidi dengan menerbitkan kartu solar bersubsidi.

"Cara ini akan mampu meminimalkan terjadi penyalahgunaan solar bersubsidi yang dibawa ke tempat industri atau tidak sesuai peruntukannya," katanya pula.


(T.KR-SPR/B/B014/B014) 24-04-2018 09:22:27

Pewarta : Suparman
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024