Kendari (Antaranews Sultra) - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Unaaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyatakan akan mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 9 April 2018 meskipun sarana komputer yang dimiliki pihak sekolah sangat terbatas.
Kepala Sekolah SMAN 1 Unaaha, Jusmar yang dihubungi melalui WhatsApp di Kendari, Kamis mengatakan salah satu hambatan dalam pelaksanaan UNBK adalah minimnya fasilitas komputer yang dimiliki sekolah, namun demikian bukan menjadi kendala karena pihak sekolah berupaya untuk mengadakan walaupun dalam bentuk pinjam.
"Kalau komputer rata-rata dari siswa, artinya komputer yang ada di sekolah itu tidak cukup, termasuk laptop dari guru-guru kita sudah gunakan kekurangannya," ujaranya.
Menurut Jasmar, keterbatasan sarana komputer di sekolah, jauh-jauh hari sudah disosialisasikan kepada orang tua siswa, dan umumnya pihak orang tua atau wali bisa memaklumi dengan harapan mencari alternatif yang terbaik demi anak-anak siswa bisa ikut ujian.
Ia mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan komputer tersebut kata Jusmar, pihaknya telah melakukan alternatif lain, yakni dengan menggunakan Laptop para guru dan siswa itu sendiri.
Selain kurangnya komputer dalam pelaksanaan UNBK, kendala lain yaitu seringya padamnya listrik yang menjadi masalah saat ujian sedang berlangsung.
"Kita juga minta kerja sama dari PLN, rata-rata ini yang menjadi kendala ketika pelaksanaan ujian, padam lampu, sehingga itupun juga kita sudah antisipasi dengan siapkan genset," terangnya.
Jusmar berharap, di masa mendatang dalam pelaksanaan UNBK, pemerintah dapat memperhatikan pemenuhan sarana dan prasarana sekolah.
Baca juga: 6.183 siswa SMP sederjat ikut UNBK 2018
"Karena era saat ini, mau tidak mau kita harus melangkah maju, karena semua sudah serba Online, tinggal itu pemerintah memperhatikan pemenuhan sarana dan prasarana supaya tidak ada lagi alasan tidak bisa menyelenggarakan UNBK," harapnya seraya menambahkan saat ini pihak sekolah telah melakukan simulasi satu minggu sebelum pelaksanaan ujian secara nasional.
Kepala Sekolah SMAN 1 Unaaha, Jusmar yang dihubungi melalui WhatsApp di Kendari, Kamis mengatakan salah satu hambatan dalam pelaksanaan UNBK adalah minimnya fasilitas komputer yang dimiliki sekolah, namun demikian bukan menjadi kendala karena pihak sekolah berupaya untuk mengadakan walaupun dalam bentuk pinjam.
"Kalau komputer rata-rata dari siswa, artinya komputer yang ada di sekolah itu tidak cukup, termasuk laptop dari guru-guru kita sudah gunakan kekurangannya," ujaranya.
Menurut Jasmar, keterbatasan sarana komputer di sekolah, jauh-jauh hari sudah disosialisasikan kepada orang tua siswa, dan umumnya pihak orang tua atau wali bisa memaklumi dengan harapan mencari alternatif yang terbaik demi anak-anak siswa bisa ikut ujian.
Ia mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan komputer tersebut kata Jusmar, pihaknya telah melakukan alternatif lain, yakni dengan menggunakan Laptop para guru dan siswa itu sendiri.
Selain kurangnya komputer dalam pelaksanaan UNBK, kendala lain yaitu seringya padamnya listrik yang menjadi masalah saat ujian sedang berlangsung.
"Kita juga minta kerja sama dari PLN, rata-rata ini yang menjadi kendala ketika pelaksanaan ujian, padam lampu, sehingga itupun juga kita sudah antisipasi dengan siapkan genset," terangnya.
Jusmar berharap, di masa mendatang dalam pelaksanaan UNBK, pemerintah dapat memperhatikan pemenuhan sarana dan prasarana sekolah.
Baca juga: 6.183 siswa SMP sederjat ikut UNBK 2018
"Karena era saat ini, mau tidak mau kita harus melangkah maju, karena semua sudah serba Online, tinggal itu pemerintah memperhatikan pemenuhan sarana dan prasarana supaya tidak ada lagi alasan tidak bisa menyelenggarakan UNBK," harapnya seraya menambahkan saat ini pihak sekolah telah melakukan simulasi satu minggu sebelum pelaksanaan ujian secara nasional.