Kendari (Antaranews Sultra) - Peminat Keluarga Berencana (KB) metode operasi wanita (MOP) atau tubektomi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2017 meningkat atau melampaui dari target yang ditetapkan.

"Dari target kami 623 akseptor KB tubektomi tahun 2017, yang terealisasi mencapai 870 orang atau 139 persen per Januari hingga November," kata Kepala Bidang Advokasi Pergerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN Sultra Agus Salim di Kendari, Kamis.

Ia menyebutkan dari 17 kabupaten/kota di Sultra akseptor KB tubektomi terbanyak terdapat di Kabupaten Muna, yakni 265 orang, menyusul Kota Baubau 179 orang, dan Kota Kendari 117 orang.

Sedangkan daerah lainnya berada di bawah 100 orang. Kabupaten Kolaka 40 orang, Konawe 26 orang, Buton 25 orang, Konawe Selatan tujuh orang, Bombana 61 orang, Wakatobi 27 orang.

Kemudian, Kolaka Utara 66 orang, Buton Utara 10 orang, Kolaka Timur dua orang, Muna Barat 15 orang, Buton Tengah 35 orang, dan Buton Selatan tiga orang.

"Capaian nihil ada di Konawe Kepulauan dan Konawe Utara," kata Agus Salim.

Ia mengatakan, tubektomi adalah proses sterilisasi dengan cara mengikat saluran telur (fuba falopi) sehingga perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.

Pada pria dikenal metode vasektomi, yakni metode sterilisasi dengan cara mengikat saluran sperma (vas deferens) sehingga saluran benih tertutup.

Dijelaskan, tubektomi termasuk pelayanan "one day care" yang artinya proses mulai masuk operasi hingga pulang hanya membutuhkan waktu satu hari. Pasien harus memerhatikan istirahat dan menjaga agar luka sayatan tetap bersih dan kering selama dua hari.

"Selain itu, sebaiknya menghindari hubungan seksual selama satu minggu, masih merasa tidak nyaman maka dapat ditunda dulu. Juga jangan mengangkat beban berat atau menekan daerah operasi setidaknya satu minggu setelah operasi dan bila terdapat tanda-tanda kehamilan, segera memeriksakan diri ke dokter atau bidan," katanya.



Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024