Kendari (Antara Sultra) - Bulog Divisi Regional Sulawesi Tenggara mendukung penetapan harga eceran tertinggi beras yang dikeluarkan pemerintah, yakni sebesar Rp9.450 khusus untuk beras medium dan R12.800 untuk beras premium.

Kepala Bulog Divre Sultra La Ode Amijaya Kamaluddin di Kendari, Senin mengatakan, dengan adanya penetapan harga eceran tertinggi beras maka peredaran perdagangan beras bisa lebih terkontrol.

"Artinya, kalau harga tertinggi beras hampir sama di semua daerah, maka beras lokal kemungkinan hanya akan banyak beredar di dalam daerah sehingga kita akan lebih banyak surplus,," katanya.

Adanya kebijakan penetapan harga eceran tertinggi beras kata dia, diperkirakan akan meningkatkan serapan gabah atau serapan beras petani di daerah itu.

"Momentum ini kami manfaatkan untuk lebih fokus melakukan penyerapan beras lokal, karena akan kurang pedagang yang mengirim beras ke luar Sultra akibat harga beras sudah diawasi," katanya.

Amijaya mengaku sudah berkoordinasi dengan unit-unit Bulog di kabupaten kota dan para mitra Bulog dalam pengadaan beras untuk mempercepat penyerapan agar target bisa direalisasikan.

"Kami target penyerapan beras lokal bisa tercapai hingga tahun 2017. Target penyerapan beras lokal 2017 sebanyak 25.000 ton, dari jumlah target penyerapan itu kami baru bisa menyerap beras sekitar 13.000 ton," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024