Kendari, Antara Sultra - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sulawesi Tenggara mencatat, hingga pertengahan 2017, angka pengguna alat kontrasepsi jangka panjang, tergolong tinggi dibanding daerah lain di Indonesia.

Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Sultra, Ali Ismail di Kendari, Rabu mengungkapkan, pengguna alat kontrasepsi jangka panjang, rata-rata dengan metode implant dan IUD atau spiral, menyusul medis operasi wanita dan pria.

"Alat kontrasepsi suntik dan pil, kurang diminati masyarakat karena dinilai sangat beresiko, sehingga banyak digunakan implant dan IUD," ujar Ali Ismail tanpa menyebut secara rinci.

Ia menambahkan, pengguna alat kontrasepsi jangka panjang terbanyak di Sultra tersebar di Kabupaten Kolaka, Konawe Selatan, Konawe Utara dan Kota Kendari.

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan salah satu alat yang efektif untuk mengatur jarak kelahiran serta mencegah kehamilan yang tidak diinginkan bagi pasangan usia subur, termasuk menjaga kesehatan reproduksi perempuan.

Kontrasepsi jangka panjang juga merupakan kebutuhan utama keluarga dalam membentuk keluarga kecil bahagia dan sejahtera, sekaligus menekan laju pertumbuhan penduduk.

"Terkait MKJP ini, BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten/Kota, sudah membentuk kampung KB di 45 kecamatan, dengan target yang akan dicapai sebanyak 212 kecamatan kampung KB," ujar Ali Ismail.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024