Kendari (Antara Sultra) - Harga sayur mayur di pasar tradisional di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), melonjak pascalebaran 1438 Hijriyah.

"Kenaikan harga sayur mayur di sejumlah pasar karena stok sedikit dan permintaan masyarakat mulai meningkat," kata salah seorang pedagang di Pasar Baruga, Kendari, Parjo (41), Minggu.

Ia mengatakan, kondisi cuaca hujan juga menyebabkan produksi beberapa jenis sayuran mengalami penurunan sehingga sebabkan harga naik.

"Kemungkinan juga petani lokal belum ke kebun karena masih dalam suasana Lebaran, sementara pasokan dari luar daerah juga belum lancar sehingga stok sangat berkurang," katanya.

Pedagang sayur lainnya, Rumaya (53), mengaku kenaikan harga sayur mayur merata terjadi dibeberapa pasar tradisional di Kendari.

"Karena sumber kami mengambil sayur mayur ini sama, sehingga harga jual kembali juga sama," katanya.

Disebutkan, harga sayur pakis yang sebelumnya dijual Rp3.000 per ikat sekarang dijual Rp6.000 per ikat, harga kangkung yang sebelumnya Rp2.500 per ikat sekarang dijual Rp5.000 per ikat.

"Hampir semua jenis sayur sayuran naik dua kali lipat seperti kacang panjang, daun singkong, tomal, wortel, bayam. Kami terpaksa naikkan karena membelinya juga mahal dari diatributor," katanya.

Rumaya berharap pemerintah bisa secepatnya mengatasi minimnya ketersediaan stok sayur mayur sehingga memicu kenaikan harga ditingkatan pedagang.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024