Kendari, Antara Sultra - Pemprov Sulawesi Tenggara mengajak maskapai Citilink Indonesia membuka penerbangan rute lokal untuk mendorong percepatan kemajuan perekonomian antardaerah dalam provinsi tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Sultra Hado Hasina di Kendari, Jumat, mengatakan lima bandar udara memenuhi syarat untuk didarati pesawat ukuran sedang, dan secara bisnis yang tidak berisiko kerugian bagi maskapai bersangkutan.
Bandar-bandar udara tingkat daerah itu adalah Bandara Matahora, di Kabupaten Wakatobi, Sangia Ni Bandera (Kabupaten Kolaka), Sugimanuru (Kabupaten Muna), Betoambari (Kota Bau Bau), dan Halu Oleo di Kabupaten Konawe Selatan," kata Hado.
Jika pembukaan rute penerbangan lokal Sultra terwujud berarti konektivitas antardaerah makin terbuka sehingga berdampak pada pergerakan orang dan barang dari satu daerah ke daerah lain dalam waktu relatif singkat.
"Pihak perusahaan penerbangan akan menganalisis dari segi bisnis. Kalau menguntungkan tidak ada masalah, tetapi kalau tidak dapat menutupi biaya operasional maka harus ada solusi," katanya.
Salah satu solusi untuk mewujudkan pelayanan penerbangan lokal Sultra adalah kesiapan pemerintah kabupaten/kota serta pemerintah Provinsi Sultra untuk menyiapkan dana subsidi tempat duduk.
"Pemerintah Wakatobi pernah menerapkan subsidi penerbangan sehingga maskapai beroperasi kontinyu. Kalau penumpang sudah optimal subsidi dihentikan karena sifatnya stimulus," ujar Hado.
Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan Sultra potensial untuk pengembangan usaha penerbangan karena pertumbungan ekonomi menggembirakan.
"Bisnis, yam bisnis tetapi Citilink membawah misi mendorong percepatan pembangunan di daerah-daerah untuk mewujudkan kemakmuran," kata Julindra.
Sehingga, menurut dia, terbuka peluang Citilink sebagai perusahaan berpelat merah mengapresiasi gagasan pemerintah Sultra untuk membuka penerbangan lokal karena sarana berupa bandara sudah tersedia.
"Semua bisa didiskusikan dengan konsep saling mendukung dan saling menguatkan untuk kemajuan bangsa. Citilink memiliki komitmen," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Sultra Hado Hasina di Kendari, Jumat, mengatakan lima bandar udara memenuhi syarat untuk didarati pesawat ukuran sedang, dan secara bisnis yang tidak berisiko kerugian bagi maskapai bersangkutan.
Bandar-bandar udara tingkat daerah itu adalah Bandara Matahora, di Kabupaten Wakatobi, Sangia Ni Bandera (Kabupaten Kolaka), Sugimanuru (Kabupaten Muna), Betoambari (Kota Bau Bau), dan Halu Oleo di Kabupaten Konawe Selatan," kata Hado.
Jika pembukaan rute penerbangan lokal Sultra terwujud berarti konektivitas antardaerah makin terbuka sehingga berdampak pada pergerakan orang dan barang dari satu daerah ke daerah lain dalam waktu relatif singkat.
"Pihak perusahaan penerbangan akan menganalisis dari segi bisnis. Kalau menguntungkan tidak ada masalah, tetapi kalau tidak dapat menutupi biaya operasional maka harus ada solusi," katanya.
Salah satu solusi untuk mewujudkan pelayanan penerbangan lokal Sultra adalah kesiapan pemerintah kabupaten/kota serta pemerintah Provinsi Sultra untuk menyiapkan dana subsidi tempat duduk.
"Pemerintah Wakatobi pernah menerapkan subsidi penerbangan sehingga maskapai beroperasi kontinyu. Kalau penumpang sudah optimal subsidi dihentikan karena sifatnya stimulus," ujar Hado.
Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan Sultra potensial untuk pengembangan usaha penerbangan karena pertumbungan ekonomi menggembirakan.
"Bisnis, yam bisnis tetapi Citilink membawah misi mendorong percepatan pembangunan di daerah-daerah untuk mewujudkan kemakmuran," kata Julindra.
Sehingga, menurut dia, terbuka peluang Citilink sebagai perusahaan berpelat merah mengapresiasi gagasan pemerintah Sultra untuk membuka penerbangan lokal karena sarana berupa bandara sudah tersedia.
"Semua bisa didiskusikan dengan konsep saling mendukung dan saling menguatkan untuk kemajuan bangsa. Citilink memiliki komitmen," ujarnya.