Kendari (Antara Sultra) - Komandan Resor Militer 143 Haluoleo Kendari Kolonel Inf Andi Perdana Kahar menegaskan, Provinsi Sulawesi Tenggara harus waspada terhadap kemungkinan penyusupan militan pro-kelompok radikal ISIS dari Filipina Selatan melalui pelabuhan tidak resmi atau pelabuhan bayangan.

Andi Perdana Kahar di Kendari, Kamis, mengatakan, pertempuran militer Filipina merebut Kota Marawi dari militan Moute yang berafiliasi dengan "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS) kian sengit.

"Daerah kita relatif aman tetapi kewaspadaan harus tetap ditingkatkan mengingat Sultra sebagai wilayah kepulauan cukup terbuka sebagai tempat pelarian militan Moute yang terdesak keluar dari Filipina Selatan," kata Andi Perdana di sela-sela berbuka puasa.

Keberadaan pelabuhan "tikus" atau pelabuhan tidak resmi yang tersebar di wilayah pesisir Sultra memungkinkan sebagai tempat penyusupan militan Moute yang berafiliasi dengan kelompok radikal ISIS dari Filipina Selatan.

Tentara Nasional Indonesia (TNI), baik Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Kepolisian mengajak seluruh elemen bangsa agar meningkatkan kewaspadaan terhadap masuknya kelompok radikal.

"Kalau perlu sekarang diaktifkan kembali wajib lapor bagi tamu dari tingkat rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), tingkat desa/kelurahan untuk memastikan siapa dan tujuan tamu yang bersangkutan," kata Danrem Haluoleo.

Gubernur Sultra Nur Alam mengatakan peran TNI dan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sejak kelahiran republik sampai saat ini tidak pernah berkurang.

Bahkan, seiring dinamika globalisasi dan demokrasi yang makin kompleks menuntut peningkatan profesionalisme TNI dan Polri dalam menyikapi setiap fenomena yang terjadi di tengah masyarakat.

"Kedamaian dan ketertiban syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bermasyarakat, penyelenggaraan pembangunan serta pemerintahan. Seluruh elemen masyarakat wajib menjaga kondusivitas daerah," kata Nur Alam. 

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024