Kendari, Antara Sultra - Ekspor Sulawesi Tenggara (Sultra) awal 2017 mengalami penurunan drastis, yakni sejak periode Desember 2016 hingga Januari 2017 terjadi penurunan sebesar 77,34 persen

"Nilai ekspor sebelumnya sebesar 45,36 juta dolar AS, turun menjadi 10,28 juta dolar AS," kata Kepala Bidang Statisik Distribusi Suryanti Toar di Kendari, Kamis.

Ia menjelaskan, selama ini komoditi ekspor Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh hasil tambang seperti besi dan baja dan sisanya adalah komoditi perikanan seperti ikan dan udang.

"Negara tujuan ekspor terbesar yakni Korea Selatan sebesar 9,92 juta dolar AS, disusul Vietnam 0,94 juta dolar AS dan Jerman 0,60 juta dolar AS," ujar Suryanti.

Sementara untuk aktivitas impor Sultra periode yang sama justru mengalami peningkatan sebesar 9,14 persen dengan total 63,90 juta dolar AS.

Impor barang dari luar negeri yakni bahan bakar mineral dan pesawat mekanik, dan barang-barang tersebut didatangkan dari negara Tiongkok, Singapura dan Korea Selatan.

Dengan demikian, lanjut Suryanti, neracara perdagang Sultra khususnya di Januari 2017 defisit sekitar 53,62 juta dolar AS dengan selisih antara ekspor dan impor cukup besar, dimana ekspor nilainya 10,28 juta dolar AS sementara impor mencapai 63,90 juta dolar AS.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024