Labungkari (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Buton Tengah berencana membangun industri pengolahan rumput laut atau agar-agar di Watulea, Kecamatan Lakudo.
Rencana Pemkab Buton Tengah membangun industri pengolahan agar-agar tersebut disampaikan Pj Bupati La Ode Ali Akbar, di Sangia Wambulu, Senin.
"Sedianya industri pengolahan agar-agar senilai Rp23 miliar dibangun tahun ini, namun karena sesuatu hal, ditunda nanti tahun 2017," katanya lagi.
Diharapkan kehadiran industri pengolahan rumput laut tersebut membuat para petani rumput laut di Buton Tengah bisa mendapatkan harga rumput laut yang lebih baik.
"Selama ini, para petani menjual rumput laut kepada pedagang pengumpul di Kota Baubau yang harganya jauh lebih rendah dari harga pembelian industri," katanya pula.
Menurut dia, selain bisa mendapatkan jaminan harga yang bagus, masyarakat di sekitar kawasan industri juga bisa terserap menjadi tenaga kerja di perusahaan.
Upaya itu, kata dia, dapat mengurangi jumlah pengangguran di wilayah Buton Tengah, dan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat dari waktu ke waktu.
"Tingkat kemiskinan warga tidak berubah menjadi lebih baik karena tidak adanya lapangan kerja yang bisa menjadi sumber pendapatan warga," kata dia lagi.
Ali Akbar juga mengatajab Pemkab Buton Tengah menggandeng Bank Mandiri untuk membantu modal kerja bagi para petani dan pedagang kecil di kabupaten itu.
"Sesuai kesepakatan dengan pihak Bank Mandiri, setiap petani atau pedagang kecil Buton Tengah yang mengajukan permohonan kredit, dapat dibantu sebesar Rp25 juga per petani atau pedagang," kata Ali Akbar.
Menurut dia, Pemkab Buton Tengah menggandeng Bank Mandiri untuk menyalurkan kredit usaha karena rata-rata petani dan pedagang kecil di kabupaten itu terjerat pinjaman modal dari koperasi yang tidak jelas legalitasnya dengan bunga yang cukup tinggi hingga di atas 50 persen.
Mengambil kredit lewat Bank Mandiri kata dia, petani atau pedagang kecil hanya dibenani bunga rendah yakni sebesar 2 persen.
"Bank Mandiri memberikan kredit usaha sebesar Rp25 juta tanpa agunan," katanya.
Menurut dia, mengambil kredit usaha melalui Bank Mandiri selain hanya menanggung beban rendah, para peminjam juga bisa lebih tenang mengelola usaha karena tidak dikejar-kejar setiap hari seperti meminjam melalui koperasi yang tidak jelas legalitasnya.
"Meminjam uang melalui koperasi ilegal, para peminjam tidak nyaman tidur karena setiap hari didatangi penagih pinjaman," katanya.
Sedangkan meminjam melalui Bank Mandiri kata dia, peminjam baru menyetorkan pengembalian kredit setiap satu bulan, sehingga peminjam memiliki kesempatan berusaha untuk mengembalikan kredit.
"Saya harapkan para petani dan pedagang kecil dapat memanfaatkan kemudahan pinjaman kredit melalui Bank Mandiri ini, sehingga dapat memiliki modal kerja untuk mengembangkan usaha," katanya.

Pewarta : Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024