Kolaka (Antara News) - Pihak Kepolisian Resort (Polres) Kolaka menggalakkan program "bank sampah" guna mencegah penyebaran ajaran radikal yang menyimpang mengatasnamakan agama tertentu.
"Ada program pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat terutama ada program bank sampah," kata Kapolres Kolaka Ajun Komisaris Besar Polisi Darmawan Affandy di Kolaka, Kamis.
Program bank sampah itu, dijelaskan Darmawan petugas Bhabinkamtibmas menggerakkan masyarakat untuk mengumpulkan kemudian memisahkan sampah yang dapat daur ulang dan tidak.
Perwira menengah kepolisian itu menambahkan tujuan dari gerakan bank sampah agar terjadi pembauran, hubungan silaturahmi dan gotong royong antarwarga di sekitarnya.
"Diharapkan masyarakat saling mengenal untuk mendeteksi penyebaran ajaran yang menyimpang," tutur Darmawan.
Pihak kepolisian juga menugaskan anggota Bhabinkamtibmas dengan melaporkan seluruh bentuk kegiatan masyarakat setiap pekan.
Darmawan juga mengamanatkan peranan penting dari orang tua dan guru untuk intensif memberikan bimbingan dan menyaring bahaya radikalisme.
Darmawan mengaku terdapat sejumlah kajian ajaran agama yang berkembang di Kolaka namun hal itu tidak menimbulkan gerakan radikal yang anti Pancasila.
"Sejauh ini seperti embrio yang tidak muncul ke permukaan namun kita berupaya mengantisipasi," ujar Darmawan.
Sementara itu, Bupati Kolaka Ahmad Safei menambahkan pemerintah daerah setempat berupaya memperbanyak kegiatan keagamaan yang melibatkan masyarakat untuk menangkal radikalisme.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Kolaka juga menggalakkan budaya kearifan lokal, serta peningkatan tingkat perekonomian masyarakat.
"Ada program pemeliharaan keamanan ketertiban masyarakat terutama ada program bank sampah," kata Kapolres Kolaka Ajun Komisaris Besar Polisi Darmawan Affandy di Kolaka, Kamis.
Program bank sampah itu, dijelaskan Darmawan petugas Bhabinkamtibmas menggerakkan masyarakat untuk mengumpulkan kemudian memisahkan sampah yang dapat daur ulang dan tidak.
Perwira menengah kepolisian itu menambahkan tujuan dari gerakan bank sampah agar terjadi pembauran, hubungan silaturahmi dan gotong royong antarwarga di sekitarnya.
"Diharapkan masyarakat saling mengenal untuk mendeteksi penyebaran ajaran yang menyimpang," tutur Darmawan.
Pihak kepolisian juga menugaskan anggota Bhabinkamtibmas dengan melaporkan seluruh bentuk kegiatan masyarakat setiap pekan.
Darmawan juga mengamanatkan peranan penting dari orang tua dan guru untuk intensif memberikan bimbingan dan menyaring bahaya radikalisme.
Darmawan mengaku terdapat sejumlah kajian ajaran agama yang berkembang di Kolaka namun hal itu tidak menimbulkan gerakan radikal yang anti Pancasila.
"Sejauh ini seperti embrio yang tidak muncul ke permukaan namun kita berupaya mengantisipasi," ujar Darmawan.
Sementara itu, Bupati Kolaka Ahmad Safei menambahkan pemerintah daerah setempat berupaya memperbanyak kegiatan keagamaan yang melibatkan masyarakat untuk menangkal radikalisme.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Kolaka juga menggalakkan budaya kearifan lokal, serta peningkatan tingkat perekonomian masyarakat.