Kendari (Antara News) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Tenggara (Sultra) menyosialisasikan indeks kerawaman pemilihan kepala daerah atau pilkada di tujuh kabupaten Sultra di Kendari, Kamis.

Pada kegiatan sosialisasi tersebut, Bawaslu menghadirkan empat pembicara utama, yakni dua dari anggota Bawaslu, satu dari akademisi dan satu pejabat dari Polda Sultra.

"Sosialisasi indeks kerawanan Pilkada ini sebagai langkah antisipasi terhadap masalah-masalah yang akan mengganggu proses pelaksanaan pilkada di tujuh kabupaten dan kota di daerah ini," kata anggota Bawaslu Sultra, Hadi Machmud.

Berdasarkan hasil identifikasi Bawaslu terkait indeks kerawanan pilkada, ada tiga kabupaten dan kota di Sultra yang tingkat kerawanan penyelenggaraan pilkadanya berada pada kategori sedang.

Ketiga daerah yang tingkat kerawannya berada pada kategori sedang tersebut yakni Kabupaten Buton, Kota Kendari dan Kabupaten Bombana. "Empat daerah lain, Kabupaten Buton Tengah, Buton Selatan, Kolaka Utara dan Muna Barat, tingkat kerawanannya berada pada kategori rendah," katanya.

Meski demikian kata dia, tidak berarti bahwa di empat kabupaten tersebut tidak memiliki potensi kerawanan terhadap penyelenggaraan pilkada. "Sangat mungkin daerah yang dianggap aman, justeru menimbulkan gejolak saat pilkada. Oleh karena itu, setiap potensi kerawanan sedapat mungkin dilakukan pencegahan dini," katanya.

Ia mengungkapkan dalam mengukur indeks kerawanan pilkada, Bawaslu menggunakan tiga instrumen, 10 variabel dan 31 indikator. "Tiga instrumen yang menjadi fokus perhatian adalah penyelenggara pilkada, kontestasi dan partisipasi pemilih," katanya.

Pewarta : Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024