Baubau (Antara News) - Perpustakaan Pulau Wisata Kelurahan Sukanayo Kota Baubau tampil posisi lima besar pada seleksi tahap pertama lomba perpustakaan desa/kelurahan tingkat nasional tahun 2016.

Ketua Tim Dewan Juri yang juga dari Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional RI, T Syamsul Bahri di Baubau Kamis mengatakan, pihaknya melakukan peninjauan lapangan yang merupakan tahap penilaian kedua, setelah penilaiaan dokumen perpustakaan dari masing-masing daerah di nusantara.

"Yang paling penting kami melihat tidak hanya luas lokasi dan bangunannya, tetapi sejauh mana titik ungkit terhadap penyelenggaraan tingkat kecerdasan masyarakatnya dan apresiasi masyarakat terhadap keingingan membacanya," ujarnya.

Selain itu, kata dia, item penilaian lainnya seperti jumlah koleksi buku di perpustakaan minimal 2.500 unit buku, rak tempat buku, ruangan perpustakaan dan lokasi di sekitar perpustakaan yang memberikan kenyamanan dalam membaca buku.

"Inilah peluang bagi perpustakaan Pulau Wisata Sukanayo yang berjarak sekitar 5,4 mil laut dari pusat Kota Baubau tersebut menjadi juara," ujarnya.

Ia menambahkan, hal terpenting lain juga perhatian pemerintah terhadap masyarakat khususnya di bidang perpusatkaan ini, sehingga kehadiran perpustakaan itu dirasakan oleh masyarakat.

"Dan yang menarik kami lihat perpustakaan pulau wisata ini, gedungnya dibangun atas swadaya masyarakat," ujar Syamsul yang didampingi tim juri lain Ahmad Adli Harahap dari Ditjen Bangda Kemendagri, dan Rita Suartini, Pustakawan Pertama Perpustakaan Nasional RI.

Ia menjelaskan, lima daerah yang masuk lima besar pada lomba perpustakaan desa/kelurahan tingkat nasional yakni Sultra (Kota Baubau), Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Gorontalo, dan Bengkulu, yang juga dilakukan peninjauan lapangan.

"Setelah peninjauan lapangan, maka penilaian tahap terakhir dengan melakukan persentase masing-masing daerah yang akan dilaksanakan pada 15 Agustus 2016 di Jakarta," ujarnya.

Menurut dia, setelah ada perengkingan dan menjadi juara nanti, maka yang penting juga harus mempertahankan dan bisa menjadi contoh bagi perpustakaan desa/kelurahan di sekitarnya.

"Pemerintah wajib membekali masyarakatnya dengan pengetahuan yang tidak didapat dibangku sekolah, sehingga ada peningkatan kecerdasan masyarakat terhadap kehadiran perpustakaan," ujarnya.

Syamsul juga menyarankan, perpustakaan Pulau Wisata Sukanayo masih harus ditingkatkan pelayanan buku teutama materi kelautan dan perikanan karena wilayahnya berada di pesisir, sehingga masyarakat yang membaca buku itu memiliki referensi yang berkaitan dengan aktifitas di wilayah itu.

Sementara Wali Kota Baubau AS Tamrin mengatakan, sejalan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 2001 tentang perpustakaan, Pemkot Baubau telah memberikan perhatian khusus kepada pengembangan perpustakaan desa/keluarahan di daerahnya.

"Kami berharap tidak berpuas diri atas prestasi yang diraih Perpustakaan Pulau Wisata Sukanayo, tapi justru bisa menjadi cambuk untuk selalu berjuang dalam pengembangan budaya tata cara masyarakat Kota Baubau," ujar Asisten I Setda Kota Baubau La Ode Aswad yang membacakan sambutan tertulis Wali Kota Baubau.

Menurut dia, Pemerintah Kota Baubau telah mengadakan bimbingan teknis dan memberikan bantuan sarana dan prasarana perpustakaan, walaupun masih terbatas.

Kepala Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sultra La Ongke mengatakan jumlah perpustakaan desa/keluarahan di Sultra sebanyak 2.028, namun baru 50 persen yang sudah mendapatkan bantuan buku. "Kami minta masyarakat untuk terus mencintai perpusatkaan dan buku, karena buku merupakan salah satu sumber referensi dalam meningkatkan kualitas hidup manusia," ujarnya.

Kegiatan peninjuan perpustakaan Pulau Wisata Sukanayo itu, tim juri juga meninjau produk kerajinan tangan dan makanan olahan oleh kalangan ibu-ibu yang terinspirasi dari membaca buku.

Pewarta : Yusran
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024