Kendari (Antara News) - Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat di bulan Maret 2016 Kota Kendari alami inflasi 0,23 persen, sementara inflasi tahun kalender mencapai 1,80 persen.

Kepala BPS Sultra, Aqto Mardiyanto saat menyampaikan rilis di Kendari, Jumat mengatakan sementara di Kota Baubau, Sultra justru alami deflasi 0,04 persen dengan inflasi tahun kalender 0,19 persen.

Menurut Aqto, dari 82 kota yang menghitung Indeks harga Konsumen (IHK), sebanyak 58 kota tercatat inflasi dan 24 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bukittinggi Sumatera Barat dengan inflasi yang mencapai 1,18 persen dan inflasi terendah terjadi kota Yogyakarta, Malang (Jawa Timur), Tangerang (Banten) dan Singkawang (Kalimanta Barat) yang mencapai 0,02 persen.

Ia mengatakan, adapun komoditas dominan yang mengalami perubahan harga positif terkait inflasi adalah sawi hijau yang mencapai 40,626 persen, kemeja pendek katun 25,600, cabai merah mencapai 22,901 dan jantung pisang 14,160 persen.

Sedangkan beberapa komoitas lainnya yang juga alami perubahan positif seperti celana dalam wanita, celana panjang jeans, bawang putih, celanan pendek laki-laki dan terong panjang dengan perubahan inflasi harga antara 8,109persen hingga 12,751 persen.

Khusus komoditas yang mengalami perubahan negatif ada 10 jenis komoditas yang tercatat akibat deflasi yakni kentang 23,583 persen, ketimun 17,636, pepaya muda 15,290, wortel 12,964, dan daun kelor 11,490 persen.

Sementara lima komoditas lainnya yakni jeruk nipis, kol putih, daging ayam ras, telur ayam ras dan jeruk dengan perubahan harga negatif antara 8,403 persen 10,832 persen.

Pewarta : Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024