Kendari (Antara News) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara saat ini mengembangkan bio-industri sagu di daerah itu dengan cara memanfaatkan tepung sagu menjadi beberapa produk olahan.

"Sagu merupakan salah satu sumber bahan makanan pokok masyarakat Sultra yakni dibuat dalam bentuk panganan lokal yang disebut `sinonggi`. Sekarang kita buat beberapa hasil olahan dari sagu," kata kepala BPTP Sultra, Muh Asaad di Kendari, Rabu.

Menurut dia, salah satu pemanfaatan sagu adalah menjadi gula cair sehingga ke depan diharapkan dapat mengurangi konsumsi gula yang berasal dari tebu yang selama ini pemenuhan kebutuhannya masih sangat tergantung dengan gula impor.

"Selain itu indek glikemik sagu tergolong kategori rendah, sehingga dengan produksi gula ini dapat menjadi pilihan bagi masyarakat yang berupaya mengontrol kadar gula darah mereka," katanya.

Khususnya pengolahan sagu menjadi gula cair katanya, prosesnya sangat sederhana dan dapat dilakukan pada tingkat rumah tangga, karena alat yang dibutuhkan juga sama dengan alat masak sehari-hari.

"Bahan yang relatif tidak tersedia secara luas hanya enzim. Namun demikian enzim tersebut dapat diperoleh di BPTP Sultra. Proses produksi gula cair dimulai dengan pemilihan jenis tepung sagu yang baik, dimana tepung sagu yang digunakan sebaiknya yang baru dipanen, sehingga kadar asamnya lebih rendah, pengolahan satu kilogram sagu dapat menghasilkan satu liter gula cair," katanya.

Asaad berharap, produksi gula cair ini dapat mensubtitusi penggunaan gula khususnya dalam pembuatan makanan ataupun minuman terutama jajanan sekolahan yang selama ini banyak menggunakan gula yang tidak sehat.

Selain menghasilkan gula cair, lanjutnya, dari sagu juga bisa menghasilkan produk penganan berupa brownis sagu, kerupuk sagu dan tepung sagu.

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024