Kendari (Antara News) - Nilai ekspor Sulawesi Tenggara (Sultra) September 2015 mencapi 0,84 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau turun 92,68 persen dibanding dengan bulan Agustus 2015.

Kepala BPS Sultra Adi Nugroho saat menyampaikann rilis di Kendari, senin mengatakan penurunan nilai ekspor Sultra tersebut karena bahan komoditi andalan selama ini khusus tambang nikel diakuinya tergolong tidak ada perusahaan yang melakukan produksi sehingga mempengaruhi aktivitas ekspor.

"Walaupun kontribusi terbesar ekspor Sultra pada besi dan baja dan sisanya hasil ikan dan udang, mutriara alam, dan produk hewani, namun masih sulit berdayakan oleh kalangan pengusaha akibat krisis," ujar dia.

Ia mengatakan tujuan ekspor selama ini masih didominasi sekitar 87,02 persen dari total ekspor pada tiga negara tujuan yakni Tiongkok, Korea Selatan dan Belanda.

Dengan demikian kata Adi, total seluruh ekspor Sultra mulai Januari-September 2015 mencapai 186,76 juta dolar AS atau turun 30,89 persen (year on year).

Lebih jauh Adi mengatakan, sementara nilai impor Sultra pada september 2015 mencapai 22,81 juta dolar AS atau juga menurun 38,28 persen dibanding bulan agustus.

Dengan demikian, total impor Sultra Januari-September 2015 mencapai 276,44 juta dolar AS atau turun 30,31 persen dengan `share` terbesar masih didominasi bahan bakar mineral yakni mencapai 84,70 persen daro total impor dan sisanya berupa mesin dan pesawat mekanik yang mencapi 16,22 juta dolar atau 5,87 persen.

Negara tujuan pengimpor adalah Singapura dengan impor mencapai 69,40 persen, Tiongkok 40,03 juta dolar AS atau 14,48 persen dan malaysia 39,53 juta dolar AS atau 14,30 persen.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024