Kendari (Antara News) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara mencatat bahwa sekitar 83,48 persen dari total impor yang masuk di Sultra selama Januari hingga Agustus 2015 pada jenis bahan bakar mineral.

"Jadi `share` terbesar itu masih didominasi bahan bakar mineral yang mencapai nilai 211,74 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau 83,48 persen. Sedangkan sisanya jenis impor pada mesin dan mekanik dengan nilai 15,99 dolar AS atau hanya sekitar 6,30 persen," kata Kepala BPS Sultra Adi Nugroho di Kendari, Kamis.

Ia mengatakan, pangsa impor datang dari tiga negara meliputi Singapura dengan nilai 170,13 juta dolar atau 67,08 persen, menyusul Tiongkok senilai 39,64 juta dolar AS atau 15,63 persen dan malaysia 38,82 juta dolar AS atau 15,30 persen.

Adapun kelompok komoditas yang di impor dari negara tersebut meliputi bahan bakar mineral, kendaraan selain yang bergerak di atas rel, mesin dan peralatan listrik serta bagiannya, barang dari batu, gips, semen, asbes, mika atau bahan sejenisnya serta mesin dan pesawat mekanik.

Sementara nilai ekspor Sultra pada Agustus 2015 hanya mencapai 11,48 juta dolar AS atau mengalami penurunan 69,37 persen dibanding bulan sebelumnya 2015.

Jenis komoditi yang di ekspor terbesar besi dan baja yang mencapai 95,46 persen dari total Januari-Agustus senilai 185,92 juta dolar AS, sedangkan sisanya hanya berupa hasil laut (ikan dan udang) senilai 4,83 juta dolar AS atau hanya 2,60 persen.

Menyinggung perkembangan neraca perdagangan khusus di bulan Agustus 2015, Adi menyebutkan alami defisit sebesar 25,48 juta dolar AS dimana ekspor lebih rendah hanya 11,48 juta dolar AS sedangkan impor justru lebih besar yang mencapai 36,96 juta dolar AS.

Sedangkan neraca perdagangan Januari hingga Agustus 2015 juga alami defisit 67,71 juta dolar AS yang meliputi impor senilai 185,92 juta dolar AS dan impor 253,63 juta dolar AS.

Pewarta : Oleh Abdul Azis Senong
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024