Kendari   (Antara News) - Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), mendorong semua sekolah berbagai tingkatan di kota itu agar membangun atau memiliki bank sampah.

"Tiap-tiap sekolah di Kendari diupayakan memiliki bank sampah. Sampah hasil pilahan itu bisa jadi nilai ekonomis untuk sekolah," kata kepala Badan Lingkungan Hidup Kendari Rusnani di Kendari, Jumat.

Menurut dia, bank sampah juga menjadi salah satu syarat bagi sekolah yang ingin ikut penilaian sekolah adiwiyata.

"Kalau sekolah yang sudah menyandang kategori sekolah adiwiyata pasti sudah memiliki bank sampah. Di Kota Kendari terdapat 64 sekolah adiwiyata," katanya.

Disebutkan, 64 sekolah berpredikat Adiwiyata tersebut terdiri dari empat sekolah Adiwiyata Mandiri, delapan sekolah Adiwiyata Nasional, 33 sekolah berpredikat adiwiyata provinsi dan 19 sekolah berpredikat adiwiyata tingkat Kota Kendari.

"Kalau sudah ada bank sampah di sekolah, maka pelajar setempat bisa menghasilkan uang hanya dengan menukar sampah yang dikumpul dan diserahkan ke bank sampah," katanya.

Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Kendari Tin Farida mengatakan bank sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering atau sampah anorganik dengan manajemen layaknya perbankan. Namun yang ditabung bukanlah uang, melainkan sampah.

"Misalnya warga sekolah seperti para guru dan pelajar setempat yang menabung sampah, menjadi nasabah dan memiliki buku tabungan tersendiri layaknya lembaga perbankan keuangan," ujarnya.

Sampah yang ditabung para nasabah, kata Farida, ditimbang dan dihargai sejumlah uang sesuai dengan jenis sampah yang disetor.

"Sampah-sampah yang terkumpul, selanjutnya akan dijual ke penadah. Sebagian sampah plastik bisa dimanfaatkan sendiri untuk didaur ulang dan menghasilkan produk kerajinan bernilai tinggi," katanya.

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024