Kendari (Antara News) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membentuk tim khusus yang mengawasi peredaran beras di wilayah itu.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sultra Siti Saleha, di Kendari, Selasa, mengatakan pembentukan tim tersebut terkait isu beras sintetis atau beras mengandung plastik yang meresahkan masyarakat.

"Tim ini akan memastikan beras yang beredar di daerah ini adalah beras yang sehat dan tidak mengandung bahan plastik," katanya.

Anggota tim pengawas tersebut, kata dia, berasal dari dinas terkait yang bertugas mencegah peredaran beras sintetis ke pasaran di daerah itu, mulai pemerintah, aparat penegak hukum, elemen masyarakat lainnya termasuk Balai Pengawasan Obat dan Manakan.

"Tim ini akan akan melakukan pengawasan di pasar tradisional, swalayan, distributor, termasuk mengambil sampel beras untuk dilakukan uji laboratorium," ujarnya.

Tim tersebut, lanjut Saleha, juga bertugas memberikan pemahaman atau edukasi kepada para pedagang dan konsumen untuk mengenali antara beras plastik dan beras asli.

Menurut Saleha, untuk mengenali perbedaan antara beras sisntetis dan beras asli dapat dilakukan dengan cara sederhana, pertama dengan cara direndam.

"Beras sintentis yang terendam akan terangkat ke permukaan air atau mengambang, hal ini karena massa jenis air lebih besar daripada plastik. Sebaliknya beras asli akan tetap terendam di dalam air," katanya.

Informasi beredarnya beras sintetis saat ini, kata Saleha, masih sebatas dugaan, belum ada instansi yang membenarkan temuan tersebut.

Pewarta : Oleh: Suparman
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024