Kendari (Antara News) - Ratusan buruh yang tergabung dalam berbagai asosiasi pekerja di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat, berorasi di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam rangka Hari Buruh Seduia (May Day) 1 Mei 2015.

Massa dari berbagai elemen itu, sebelum menyampaikan pokok-pokok tuntutan di Kantor Disnakertrans Provinsi Sultra, berkumpul di lapangan eks MTQ Kota Kendari, dengan menyuarakan tuntutan serta hak-hak mereka yang dinilai masih jauh dari harapan.

Pimpinan Front solidaritas Buruh Sultra (FSBS) yang juga koordinator lapangan, Badaruddin, dalam orasinya mengatakan, problema pokok bangsa saat ini adalah belum berhasil mewujudkan kesejahteraan terutama pada buruh yang selalu di bawah tekanan oleh pihak-pihak penguasa.

Oleh karena itu, perjuangan kaum buruh Indonesia tidak lepas dari perjuangan menentang dominasi dan eksploitasi modal asing.

"Oleh karena itu, dalam memperingati `May Day` kami dari Front Solidaritas Buruh Sultra menyampaikan beberapa sikap, terutama kepada pemerintah untuk memberi perlindungan dalam pemenuhan hak-hak kaum burui demi terwujudnya kesejahteraan bagi kaum buruh," ujarnya.

Sedikitnya ada 20-an lembaga buruh maupun serikat pekerja yang bergabung dalam puncak hari "H" itu, dengan masing-masing koordinator lapangan secara bergantian menyampaikan tuntutan mereka.

Mulai dari Serikat Buruh Sultra, Walhi, YPSHK, Puspa HAM, Solidaritas Perempuan, Rumpun Perempuan, LMND, HMI, Persatuan Buruh Migran Konawe, Serikat Rakyat Miskin, Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI), Buruh Konsel dan lainnya.

Sedikitnya ada sembilan tuntutan para pengunjuk rasa dalam mimbar orasi itu yakni pemerintah harus menindak tegas bagi setiap perusahaan yang tidak tunduk pada regulasi ketenagakerjaan terkait dengan hak-hak buruh tentang jam kerja, upah, jaminan sosial dan eksehatan, kontrak kerja sepihak dan tidak adanya serikat pekerja.

"Dengan peringatan hari buruh internasional ini, dapat menjadi moment yang bersejarah terutama bagi pekerja di Sultra, di mana upahnya masih rata-rata di bawah standar UMP," ujar, Aisyah, salah seorang pengunjuk rasa dari Forum Buruh Perempuan.

Lain halnya dengan pimpinan AJI Kota Kendari menyatakan bahwa berdasarkan laporan dan pengamatan di antara para jurnalis yang bekerja dalam berbagai perusahaan media di Sultra, ternyata upah yang diterima itu masih jauh di bawah standar UMP.

"Kepala Bidang Hubinsaker dan Pengawasan Disnakertrans Sultra, Magner Sinaga saat menerima asprasi itu menyatakan, menyambut baik tuntutan para serikat buruh yang tergabung dalam rangka `may day` hari ini.

Ia mengatakan, sebagai instansi pemerintah yang diberi tugas dalam melakukan mediasi dan pengawasan ketenagakerjaan siap untuk menerima masukan serta kritikan dari seluruh rekan-rekan forum solidaritas pekerja untuk diteruskan ke pemerintah pusat.

"Yang saya mau sampaikan bahwa apapun tuntunan dari forum buruh itu, kita akan memfasilitasi serta menampung dalam bentuk tertulis yang kemudian diteruskan ke pusat sebagai penentu kebijakan," ujarnya.

Para pengunjuk rasa yang datang sebelum pelaksanaan sholat Jumat itu, setelah menyampaikan tuntutan mereka adanya yang membubarkan diri dan kembali   ke posko masing-masing, namun ada juga sekelompok massa masih tetap bertahan di kantor Disnakertrans untuk berdialog setelah usai Jumatan.

Hingga berita ini diturunkan, posko `May Day` yang berada di kantor Disnakertrans Sultra itu berlangsung sepi karena para buruh sudah meninggalkan tempat setelah mendapat penjelasan dari pihak pemerintah yang tergabung dalam tim mediasi pada hari buruh di tahun 2015.

Pewarta : Oleh Abdul Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024