Kendari   (Antara News) - Muhammad Nur, SP, MSi dilantik menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK) Sulawesi Tenggara periode 2015-2019 oleh Sekertaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah KH. Drs Marpuji Ali di kampus UMK Muhammadiyah Kendari, Selasa.

Pelantikan Muhammad Nur menjadi rektor UMK empat tahun kedepan menggantikan pejabat lama DR. Rivai Nur ,M.Hum yang menjabat satu periode (2011-2015).

Hadir pada pelantikan rektor diantaranya Majelis Pendidikan Tinggi Muhammadiyah Prof Dr.Edy Suandi Hamid, Sesepuh Muhammadiyah Sultra yang juga Sekertaris Daerah Provinsi, DR.H Lukman Abunawas dan mantan Rektor pertama UMK Prof.Abdullah Alhadzah, MA.

Rektor baru UMK, Muhammad Nur mengatakan, amanah yang diberikan pimpina pusat Muhammadiyah untuk menakodai UMK empat tahun kedepan merupakan beban yang cukup berat untuk menjadikan kampus sebagai wadah sekaligus melahirkan para mahasiswa/mahasiswi menjadi sarjana yang bermutu dan siap pakai.

"Yang pasti bahwa misi saya menjadi rektor ini, akan melahirkan alumni-alumni sesuai kebutuhan pasar dengan memperkuat hubungan harmonisasi antar dan inter kampus serta menerapkan manajemen transparansi kampus," ujaranya.

Ia mengatakan, UMK Kendari yang berdiri tahun 2001, kini memiliki mahasiswa hampir 10.000 mahasiswa dengan jumlah alumi yang sudah menyelesaikan studi (sarjana) dan pasca sarjan (S2) seluruhnya mencapai hampir 5000-an orang.

Majelis Pendidikan Tinggi Muhammadiyah Pusat, Edy Suandi Hamid mengharapkan kepada rektor baru UMK Kendari, untuk menciptakan suasana kampus yang benar-benar berkualitas dan dicintai semua masyarakat.

"Ciptakan iklim kampus yang kondusif, transparansi dan jangan ada istilah pengkotak-kotakan antara satu dengan lainnya," ujaranya.

Ia mengatakan, persaingan perguruan tinggi dari hari kehari semakin berat, sehingga bila pimpinan sebuah universitas itu tidak memiliki visi dan berinovasi, maka akan sulit maju dan berkembang seperti perguruan tinggi swasta lainnya.

Ketua Asosiasi Perguruang Tinggi Swasta pusat itu mengatakan, sebuah perguruan tinggi yang memiliki modal besar saja masih sulit untuk maju, bagaiman dengan perguruang tinggi yang modalnya kecil dan tidak memiliki hubungan luas baik antar kampus di tanah air maupun ke luar negeri maka akan mengalami perlambatan.

Olehnya itu kata Edy Suandi, persaingan perguruan tinggi swasta di internal Muhammadiyah di seluruh Indonesia yang kini berjumlah 175 perguruan tinggi adalah bagaimana seorang pimpinan kampus mampu menciptakan inovasi terkait pengembangan akademisi yang tidak hanya mengejar kuantitatif, tetapi yang utama adalah melahirkan alumni yang berkualitas.

Rangkaian pelantikan Rektor UMK baru, terjadi aksi unjukrasa puluhan mahasiswa UMK Kendari dengan tuntukan agar rektor baru mampu menciptakan suasana perkuliahan yang lebih baik dari sebelumnya.




Pewarta : Oleh Azis Senong
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024