Kendari (Antara News) - Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), mampu memproduksi sagu sebanyak 31 ton dalam setahun dari hasil olahan warga setempat, kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kendari, Nismawati, di Kendari, Sabtu.
Ia mengatakan produksi tersebut dari luas tanam tanaman sagu yang dimiliki warga di daerah itu seluas kurang lebih 95 hektare.
"Lahan pengembangan tanaman sagu ini seluas 95 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan di Kendari," katanya.
Ia mengatakan pengembangan tanaman sagu tersebut sebagai upaya mengembangkan pangan nonberas.
"Pemerintah selalu mengimbau warga untuk mengembangkan tanaman ini sebagai pangan lokal nonberas. Kami harus mulai berbuat dan melakukan terobosan untuk mengembangkan sumber pangan nonberas seperti tanaman sagu," katanya.
Pemerintah, kata Nismawati, terus memberikan dorongan kepada warga atau petani agar terus meningkatkan luas tanaman tanaman tersebut sehingga dapat meningkatkan produksi.
Menurutnya, makanan yang bersumber dari sagu sudah menjadi makanan pokok bagi warga Sultra, khususnya yang berada di daratan sehingga itu harus dikembangkan.
"Kebiasaan ini harus ditumbuhkan kembali kepada warga kita agar tidak hanya tergantung pada satu sumber pangan tertentu yaitu beras," ujarnya.
Nisma menjelaskan, ketergantungan pada pangan tertentu seperti beras bisa memicu terjadinya instabilitas bila pangan itu terganggu atau berkurang akibat ketergantungan masyarakat yang tinggi.
Ia mengatakan produksi tersebut dari luas tanam tanaman sagu yang dimiliki warga di daerah itu seluas kurang lebih 95 hektare.
"Lahan pengembangan tanaman sagu ini seluas 95 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan di Kendari," katanya.
Ia mengatakan pengembangan tanaman sagu tersebut sebagai upaya mengembangkan pangan nonberas.
"Pemerintah selalu mengimbau warga untuk mengembangkan tanaman ini sebagai pangan lokal nonberas. Kami harus mulai berbuat dan melakukan terobosan untuk mengembangkan sumber pangan nonberas seperti tanaman sagu," katanya.
Pemerintah, kata Nismawati, terus memberikan dorongan kepada warga atau petani agar terus meningkatkan luas tanaman tanaman tersebut sehingga dapat meningkatkan produksi.
Menurutnya, makanan yang bersumber dari sagu sudah menjadi makanan pokok bagi warga Sultra, khususnya yang berada di daratan sehingga itu harus dikembangkan.
"Kebiasaan ini harus ditumbuhkan kembali kepada warga kita agar tidak hanya tergantung pada satu sumber pangan tertentu yaitu beras," ujarnya.
Nisma menjelaskan, ketergantungan pada pangan tertentu seperti beras bisa memicu terjadinya instabilitas bila pangan itu terganggu atau berkurang akibat ketergantungan masyarakat yang tinggi.