Manado   (Antara News) - Petani cengkih di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) memilih menahan stok ketimbang menjual karena harga komoditas tersebut terus bergerak turun.

         "Saya memilih menahan stok cengkih pascapanen, karena kelihatan harga akan semakin turun," kata Herry Sumual, petani cengkih asal Minahasa Selatan, di Manado, Selasa.

         Herry mengatakan tahun ini akan ada panen raya cengkih, banyak petani di Sulut yang panen sehingga diperkirakan produksi akan meningkat.

         "Dan, pedagang atau pasar diperkirakan akan mempermainkan harga, sehingga harga terus mengalami penurunan," katanya.

         Meskipun agak berat, katanya, namun dirinya memilih untuk tidak menjual saat panen nanti.

         Hal senada juga dikatakan Ruland Poli asal Minsel, dirinya lebih baik menahan stok karena pasti pedagang akan menurunkan harga saat panen raya.

          "Padahal, petani berharap harga tetap terjaga saat panen raya tiba nanti," jelasnya.

         Petani, katanya, tidak mau dipermainkan harga oleh pasar, saatnya petani ingin menikmati harga cengkih yang sebenarnya.

          Cengkih asal Sulut memiliki kualitas tinggi, dan memiliki ciri khas yang berbeda dengan daerah lain, sehingga pabrik rokok pasti mencari produk asal Sulut tersebut.

         "Jadi petani tidak perlu khawatir, karena harga cengkih Sulut pasti bagus," jelasnya.

         Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Jenny Karouw mengatakan cengkih asal Sulut selain diminati industri rokok dalam negeri, juga diminati pasar luar negeri.

         "Cengkih asal Sulut, diekspor hingga ke luar negeri yakni pasar Eropa, selain buahnya, juga gagangnya dibeli pasar internasional," jelasnya.

         Jenny berharap petani tidak perlu khawatir, karena cengkih asal Sulut memiliki pasar yang beragam.

         Saat ini, Kabupaten Bolaang Mongondouw, sementara melakukan panen cengkih, dan sekitar tiga hingga empat bulan ke depan di wilayah Minahasa raya.

         Harga cengkih di sentra perdagangan Kota Manado seharga Rp136.000 per kg yakni turun dari beebrapa pekan lalu sebesar Rp150.000 per kg.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024