Jakarta (Antara News) - Puluhan jurnalis baik dari media cetak maupun media elektronik membentuk setengah lingkaran di dalam Istana Negara, Jakarta, Rabu siang.

        Mereka dengan sabar menanti kedatangan Basuki Tjahaja Purnama, atau akrab dipanggil "Ahok", yang baru saja dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta.

        Ketika Ahok yang memakai pakaian putih-putih itu mendatangi wartawan, pertanyaan pertama yang ditanyakan adalah mengenai perasaan Ahok mengenai pelantikan dirinya sebagai gubernur.

        "Kayak keajaiban dunia dilantik," respons spontan suami Veronica Tan itu sambil tetap tersenyum.

        Sebagaimana diwartakan di banyak media, sebelum pelantikan, Ahok ditolak oleh sejumlah pihak antara lain Front Pembela Islam (FPI).

        Selain itu, parpol-parpol yang bergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) DKI Jakarta juga menolak pelantikan karena menurut mereka masih "multitafsir".

        Saat menyambangi Istana untuk dilantik, Ahok tidaklah sendirian, tetapi juga didampingi oleh sejumlah sanak keluarga termasuk sang ibunda, Muniarti Ningsih.

        Menurut Muniarti, anaknya siap untuk tetap berjuang dalam mengemban amanah sebagai Gubernur DKI.

        "Saya sudah ikhlas," kata sang ibunda ketika ditanyakan mengenai masih adanya penolakan dari sejumlah kalangan terkait pelantikan Ahok.

        Bahkan, pelantikan Gubernur Ahok di Istana Negara juga tidak dihadiri oleh perwakilan partai-partai politik yang tergabung dalam fraksi Koalisi Merah Putih di DPRD DKI Jakarta.

        "Saya rasa yang menentang ini hanya masalah pribadi," kata Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi yang bukan bagian dari Koalisi Merah Putih.

        Menurut Prasetyo, dirinya sebagai Ketua DPRD DKI telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab terkait dengan pelantikan Ahok sebagai Gubernur DKI.

        Untuk itu, ujar Prasetyo yang berasal dari Fraksi PDIP itu, esok dirinya akan mengundang fraksi lain untuk menjelaskan mengenai pelantikan tersebut. "Mohon maaf atas rekan-rekan yang tidak sependapat dengan saya," katanya.

        Ia juga mengemukakan berbagai pihak yang ada juga dapat saling berkomunikasi khususnya antarketua umum partai.

        Namun, meski tidak dihadiri pejabat DPRD, pelantikan Ahok juga dihadiri antara lain mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, serta mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

        Mengenai perselisihan terkait pelantikan Ahok, Sutiyoso mengutarakan harapannya agar pertikaian politik terkait pelantikan gubernur dapat segera diselesaikan.

        "Mari kita fokus melayani Jakarta," kata Bang Yos yang salah satu jasanya adalah sebagai inisiator moda transportasi Transjakarta yang kini banyak digunakan warga ibukota.

        Dalam acara pelantikan itu sendiri, Ahok mengikutinya dengan lancar.

        "Saya berjanji akan memenuhi kewajiban saya sebagai gubernur dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya," kata Gubernur Ahok saat mengulang kalimat sumpah pelantikan yang diucapkan Presiden Joko Widodo.

        Sebagaimana tertuang dalam kata-kata pelantikan, Gubernur Ahok juga janji akan memegang teguh UUD 1945 dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya.

        Selain itu, lanjutnya, serta berbakti kepada masyarakat nusa dan bangsa. "Semoga Tuhan membantu saya," katanya menutup kata-kata pelantikan.

    
                       Perihal wagub
   Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama setelah pelantikan kepada wartawan juga masih bungkam atau belum mau mengumumkan kepada publik terkait nama wakil gubernur.

        "Saya pengennya artis," seloroh Gubernur Ahok ketika ditanya wartawan mengenai siapa yang akan dipilih sebagai wakil gubernur pascapelantikan.

        Bahkan ketika dipancing oleh wartawan dengan menyebutkan mengenai beberapa nama yang diduga akan dipilih sebagai wagub, Ahok juga hanya menjawab "semua senang" akan nama-nama tersebut.

        Sedangkan mengenai amanah yang baru diembannya ini, Gubernur mengatakan "Dalam Islam ini bukan alhamdulillah, tetapi istighfar," kata Ahok yang beragama Kristen itu.

        Sekitar sebulan yang lalu, Ahok yang ketika itu masih menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI di Jakarta, Rabu (5/10), menegaskan akan memilih calon pendampingnya dari nonpartai.

        Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 pasal 171 ayat 1 dan 2 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota sebagaimana Undang-Undang 32 Tahun 2004 tidak berlaku lagi.

        Dalam Perppu tersebut dijelaskan, Ahok atas kuasanya bisa memilih pendamping sehingga dirinya berhak menentukan siapa saja.

        Sementara itu, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Djoermansyah Djohan mengatakan mekanisme pengisian jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dilakukan setelah penerbitan Peraturan Pemerintah sebagai turunan dari Perppu Nomor 1 Tahun 2014.

        "Soal pengisian wakil gubernur nanti harus ada pedoman lebih rinci dan teknis, yaitu menunggu penerbitan PP sebagai turunan dari Perppu. Kami sedang menyiapkan (PP) itu, tidak akan lama," kata Djohermansyah di Jakarta, Selasa (18/11).

        Sedangkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan pelantikan Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disebut Ahok merupakan produk politik sehingga pemilihan wakil gubernur juga selayaknya memperhatikan proses politik.

        "Kita harus ingat bahwa Pak Jokowi (mantan Gubernur DKI, sekarang Presiden) dan Pak Basuki merupakan produk politik yang dipilih masyarakat Ibu Kota yang diusulkan oleh partai politik," kata Tjahjo Kumolo.

        Tjahjo mengemukakan, secara pribadi dirinya berpendapat bahwa wakil gubernur merupakan jabatan politik.

        Oleh karena itu, kata dia, perlu pula memperhatikan aspek-aspek politik.

        "Saya punya pendapat ya begitu," kata Tjahjo yang merupakan politisi asal PDIP itu.

        Ia juga menyatakan bahwa pada akhirnya juga akan terjadi diskusi politik mengenai pemilihan wagub.

        Mengenai Ahok yang dikabarkan telah memiliki calon-calon tersendiri, Tjahjo menyatakan bahwa hal itu "boleh-boleh saja" jika Ahok telah mengusulkan nama untuk menjadi pendampingnya sebagai gubernur.

        Semoga saja sosok wakil gubernur yang dipilih juga tepat agar "keajaiban dunia" tidak hanya dirasakan Ahok tetapi juga bagi warga DKI Jakarta dengan semakin baiknya kondisi ibukota tercinta.

Pewarta : Oleh Muhammad Razi Rahman
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024