Kendari  (Antara News) - Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Hugua mendorong pembentukan Buton Raya menjadi provinsi otonom, pisah dari induknya provinsi Sultra.

"Pembentukan provinsi Buton Raya sudah menjadi cita-cita masyarakat di wilayah tersebut sejak lama, namun terbentur dari persyaratan administrasi soal cakupan jumlah wilayah kabupaten, yakni hanya empat kabupaten," katanya di Kendari, Sabtu.

Oleh karena itu kata dia, tokoh-tokoh di wilayah Buton Raya,--Buton, Kota Baubau, Wakatobi, Buton Tengah dan Buton Selatan--, saat ini tengah berupaya membangun komunikasi dengan Pemerintah Provinsi Sultra agar mau mengusulkan pemekaran Buton Raya menjadi provinsi otonom baru kepada pemerintah pusat.

"Setelah Buton Tengah dan Buton Selatan menjadi kabupaten otonom baru, cakupan wilayah minimal lima kabupaten untuk membentuk pemekaran Buton Raya sudah bisa terpenuhi," katanya.

Menurut dia, Gubernur Sultra, H Nur Alam sudah memberikan respon atas upaya yang dilakukan tokoh-tokoh masyarakat di wilayah Buton Raya tersebut untuk membentuk provinsi Buton Raya.

Rencananya kata dia, gubernur Sultra akan mendeklarasikan perjuangan memekarkan wilayah Buton Raya menjadi provinsi otonom itu, pada perayaan Hari Ulang Tahun Sultra ke-52, 27 April 2015.

"Kita berharap, pemerintah pusat dapat merespon perjuangan masyarakat Buton Raya itu, sehingga cita-cita masyarakat di wilayah Buton Raya membentuk provinsi baru bisa terwujud," katanya.

Menurut dia, jika wilayah Buton Raya terbentuk menjadi provinsi otonom baru, maka wilayah tersebut akan cepat berkembang karena memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah.

"Potensi sumber daya alam di wilayah Buton Raya cukup besar, mulai dari pertambangan aspal, nikel, minyak bumi hingga potensi perikanan dan pariwisata," katanya.

Ia mengatakan selama wilayah wilayah Buton Raya kurang bisa berkembang karena rentang kendali pemerintahan yang berpusat di Kendari, ibu kota Provinsi Sultra, terlalu jauh.

Untuk menjangkau sejumlah wilayah di Buton Raya kata dia, selain harus menyeberang lautan, juga membutuhkan waktu berhari-hari, bahkan pada konidisi musim tertentu tak dapat dijangkau sama sekali karena gelombang laut tidak bersahabat. ***1***



Nurul H



(T. KR-ASA) 01-11-2014



NNNN

(T.KR-ASA/B/N005/N005) 01-11-2014 16:09:46

Pewarta : Agus-Buton Raya
Editor :
Copyright © ANTARA 2024