Kendari  (Antara News) - Ratusan sopir angkutan kota trayek Terminal Baruga-Pasar Baru Wua-wua Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu, mengakibatkan para pelajar dan penumpang lainnya telantar.

Salah seorang sopir, Imam (30) mengatakan, pemogokan itu memasuki hari kedua setelah pada Selasa (19/8), sebab pemerintah belum juga menindak sopir angkutan liar yang merugikan sopir angkot resmi.

"Kami menuntut pemerintah menindak tegas sopir mobil berpelat gantung (pribadi) yang memuat penumpang dari luar kota tanpa masuk ke terminal. Kami dirugikan, karena tidak mendapatkan penumpang di dalam terminal," ujarnya.

Selain itu, sopir mobil angkutan antarkora dalam provinsi sering menaikkan dan menurunkan penumpang tidak di terminal sehingga merugikan sopir angkot resmi.

Kendaraan pelat gantung yang jumlahnya cukup banyak beroperasi di Kota Kendari dinilai merugikan sopir angkot (pete-pete) sebab hanya bisa memuat penumpang di pinggir jalan.

Sementara kendaraan pelat gantung, bebas melakukan aktivitas antar-jemput penumpang dari alamat ke alamat.

Sedikitnya 100 mobil angkot rayon-B (Baruga - Wua-wua) diparkir di sepanjang jalan masuk Kantor Wali kota serta di depan Kantor Sekretariat DPRD Sultra.

Tujuan kedatangan para supir sejak pukul 08.30 hingga pukul 11.30 Wita itu untuk berdialog langsung dengan pemerintah kota dan pihak Organda terkait sanksi yang akan dikenakan bagi kendaraan berpelat gantungt.

"Bila tuntutan kami ini tidak juga dindahkan, maka jangan salahkan para supir untuk tetap melakukan aksi mogok dan memblokir jalan masuk terminal," kata Udin, sopir angkota lainnya.

Hingga berita ini dibuat, para supir masih saja bertahan di halaman parkir kantor wali kota. Sebagian lainnya pulang, namun tidak beroperasi, sebab bila ada di antara sopir yang beraktivitas maka sopir lain akan menyandera mobil mereka.


Pewarta : Azis Senong
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024