Kendari,  (Antara News) - Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra), menilai perkembangan ekonomi Sulawesi Tenggara menunjukkan perlambatan yang cukup signifikan pada triwulan I-2014 hanya sebesar 3,39 persen (yoy).

Kepala kantor BI Perwakilan Sultra Adi Nugraha, di Kendari, Jumat, mengatakan angka tersebut tercatat jauh lebih rendah dibandingkan angka rata-rata pertumbuhan selama rentang 3 tahun terakhir sebesar 8,97 persen (yoy).

"Dari sisi sektoral di  triwulan I-2014, perlambatan didorong oleh menurunnya pertumbuhan sektor pertambangan dan industri pengolahan akibat dari pemberlakuan UU Minerba," katanya.

Dari sisi penggunaan di TW I-2014 lanjut Dian, perlambatan didorong oleh komponen ekspor yang tercatat tumbuh terkontraksi akibat dari terhentinya aktivitas ekspor ore nikel.

Sejak pemberlakuan undang-undang minerba katanya, maka aktivitas ekspor ore nikel dihentikan, padahal selama ini aktivitas itu menjadi daya tarik para investor untuk datang ke Sultra.

Gubernur Sultra, Nur Alam, mengatakan pemerintah tidak pernah memberhentikan aktivitas pertambangan, yang ada hanyalah penghentian ekspor ore nikel.

"Kalau mau menambang dipersilahkan, tetapi harus diolah sendiri menjadi bahan setengah jadi sebelum dibawa ke luar negeri," katanya.

Untuk bisa mengolah sendiri lanjut Nur Alam, maka perusahaan dituntut untuk membangun pabrik pemurnian nikel.

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024