Pasarwajo (Antara News) - Warga Moko, Kecamatan Lakudo, Kabupaten Buton yang menggantungkan hidup dari pekerjaan sebagai pengupas biji mete mengharapkan kenaikkan upah kerja.
Wa Ode Fia, salah seorang pengupas biji mete di Desa Moko di Lakudo, Rabu mengatakan upah mengupas jambu mente saat ini hanya Rp50 ribu per 30 kilogram biji mete gelondongan.
"Upah sebesar Rp50 ribu itu sudah berlaku sejak sepuluh tahun terakhir dan hingga saat ini belum ada kenaikkan upah itu," katanya.
Menurut dia, sebagian besar warga Moko sudah menggantungkan hidup dari hasil pekerjaan mengupas biji mete milik pengusaha penampung jambu mete di Lakudo.
Ia menjelaskan, proses pengupasan biji mete sebanyak 30 kilogram, setiao orang membutuhkan dua sampai tiga hari.
"Oleh karena itu, para pengupas biji mete sangat mengharapkan ada kenaikkan upah kerja minimal Rp70 ribu per 30 kilogram. Tapi sampai sekarang belum mendapatkan respon dari pengusaha mete di sini," katanya.
Menurut dia, upah kerja sebesar Rp50 ribu per 30 kilogram untuk mengupas biji mete yang dikerjakan selama dua hari itu, tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Namun untuk meninggalkan pekerjaan sebagai pengupas biji jambu mete ini juga sangat sulit karena di desa tersebut tidak tersedia lapangan kerja yang lain.
"Ya kita bisa apa, terpaksa terus bekerja mengupas biji mete karena hanya itu satu-satunya pekerjaan yang bisa mendatangkan uang bagi kita ibu-ibu di sini," katanya.
Wa Ode Fia, salah seorang pengupas biji mete di Desa Moko di Lakudo, Rabu mengatakan upah mengupas jambu mente saat ini hanya Rp50 ribu per 30 kilogram biji mete gelondongan.
"Upah sebesar Rp50 ribu itu sudah berlaku sejak sepuluh tahun terakhir dan hingga saat ini belum ada kenaikkan upah itu," katanya.
Menurut dia, sebagian besar warga Moko sudah menggantungkan hidup dari hasil pekerjaan mengupas biji mete milik pengusaha penampung jambu mete di Lakudo.
Ia menjelaskan, proses pengupasan biji mete sebanyak 30 kilogram, setiao orang membutuhkan dua sampai tiga hari.
"Oleh karena itu, para pengupas biji mete sangat mengharapkan ada kenaikkan upah kerja minimal Rp70 ribu per 30 kilogram. Tapi sampai sekarang belum mendapatkan respon dari pengusaha mete di sini," katanya.
Menurut dia, upah kerja sebesar Rp50 ribu per 30 kilogram untuk mengupas biji mete yang dikerjakan selama dua hari itu, tidak cukup lagi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Namun untuk meninggalkan pekerjaan sebagai pengupas biji jambu mete ini juga sangat sulit karena di desa tersebut tidak tersedia lapangan kerja yang lain.
"Ya kita bisa apa, terpaksa terus bekerja mengupas biji mete karena hanya itu satu-satunya pekerjaan yang bisa mendatangkan uang bagi kita ibu-ibu di sini," katanya.