Kendari, (Antara News) - Wakil Ketua dewan pengupahan Sulawesi Tenggara yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi UHO Kendari, Sulawesi Tenggara Prof Dr Yusuf Abadi, mengatakan pertumbuhan ekonomi Kota Kendari diatas rata-rata.
"Kondisi obyektif pertumbuhan ekonomi Kota Kendari cukup baik ditandai dengan rata-rata pertumbuhan tujuh tahun terakhir sebesar 10,5 persen diatas rata-rata pertumbuhan Sultra 9,10 persen dan Indonesia 6,3 persen," katanya saat menjadi nara sumber pada Musrenbang 2014 Kota Kendari, Kamis.
Menurut Yusuf, dibagian lain indikator pertumbuhan Kota Kendari sebagai ibukota provinsi Sultra juga dilihat dari pendapatan perkapita masyarakatnya yang kini mencapai Rp23 juta atau diatas Sultra dan sedikit di bawah angka nasional.
"Sebagai kota jasa, juga tumbuh rata-rata mencapai 15 persen per tahun, sektor perdagangan mencapai 12 persen, industri 11 persen, listrik 7,5 persen dan pertanian 10,2 persen," ujanya seraya menambahkan bahwa inflasi kurang dari dua digit.
Hanya yang menjadi tantangan dan masalah pada pembangunan ekonomi di tahun 2015, disamping lahan tudur masi cukup luas yakni mencapai 2.839 hektare dan penduduk miskin masih besar.
Serta upaya menciptakan iklim invstasi yang kondusif tidak bisa instan, disamping krisis moneter menyebabkan nilai tukar dan daya beli masyarakat masih rendah.
Disamping itu, kapasitas dan layanan infrastruktur dasar terbatas, infrastruktur ekonomi relatif belum memadai termasuk lahan tidur masih cukup luas yang menc
Namun kedapan, kata Prof Yusuf Abadai, peluang sektor jasa dan industri masih memiliki pengganda pendapatan sebesar, sektor listrik dan infrastruktur ekonomi lainnya memiliki pengganda pendapatan yang cukup signifikan serta sektor wisata memiliki `backward linkage` tinggi 2,0 persen dan `fore ward longkage` sebesar 1,75 persen.
Rangkaian musrenbang Kota kendari 2014 yang berlangsung sehari itu dengan berorientasi `smart green city` yang berkeadilan dan berkelanjutan diikuti sekitar 300 orang peserta yang dibuka Wali Kota kendari Asrun.
"Kondisi obyektif pertumbuhan ekonomi Kota Kendari cukup baik ditandai dengan rata-rata pertumbuhan tujuh tahun terakhir sebesar 10,5 persen diatas rata-rata pertumbuhan Sultra 9,10 persen dan Indonesia 6,3 persen," katanya saat menjadi nara sumber pada Musrenbang 2014 Kota Kendari, Kamis.
Menurut Yusuf, dibagian lain indikator pertumbuhan Kota Kendari sebagai ibukota provinsi Sultra juga dilihat dari pendapatan perkapita masyarakatnya yang kini mencapai Rp23 juta atau diatas Sultra dan sedikit di bawah angka nasional.
"Sebagai kota jasa, juga tumbuh rata-rata mencapai 15 persen per tahun, sektor perdagangan mencapai 12 persen, industri 11 persen, listrik 7,5 persen dan pertanian 10,2 persen," ujanya seraya menambahkan bahwa inflasi kurang dari dua digit.
Hanya yang menjadi tantangan dan masalah pada pembangunan ekonomi di tahun 2015, disamping lahan tudur masi cukup luas yakni mencapai 2.839 hektare dan penduduk miskin masih besar.
Serta upaya menciptakan iklim invstasi yang kondusif tidak bisa instan, disamping krisis moneter menyebabkan nilai tukar dan daya beli masyarakat masih rendah.
Disamping itu, kapasitas dan layanan infrastruktur dasar terbatas, infrastruktur ekonomi relatif belum memadai termasuk lahan tidur masih cukup luas yang menc
Namun kedapan, kata Prof Yusuf Abadai, peluang sektor jasa dan industri masih memiliki pengganda pendapatan sebesar, sektor listrik dan infrastruktur ekonomi lainnya memiliki pengganda pendapatan yang cukup signifikan serta sektor wisata memiliki `backward linkage` tinggi 2,0 persen dan `fore ward longkage` sebesar 1,75 persen.
Rangkaian musrenbang Kota kendari 2014 yang berlangsung sehari itu dengan berorientasi `smart green city` yang berkeadilan dan berkelanjutan diikuti sekitar 300 orang peserta yang dibuka Wali Kota kendari Asrun.