Kendari, (Antara News) - Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Hugua menilai masa depan dunia saat ini ditentukan oleh kearifan budaya lokal terutama dalam memnfaatkan berbagai potensi sumber daya alam.
"Kalau pemerintah daerah gagal membangkitkan kearifan budaya lokal di masing-masing wilayah, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam, dunia dalam ancaman bencana demi bencana," katanya di Kendari, Senin.
Hugua yang baru terpilih sebagai `The Champion of CIB Working Group", bersama delapan wali kota lainnya di dunia, mengatakan dalam membangkitkan kearifan budaya lokal, para bupati/wali kota memiliki peran paling strategis.
Karena memang kata dia, di dalam wilayah kekuasaan bupati/wali kota selain memiliki berbagai potensi sumber daya alam, juga terdapat pribadi, keluarga dan masyarakat bertempat tinggal.
"Kecuali itu, di wilayah kekuasaan bupati/wali kota juga menjadi tempat para pemimpin genius lokal lahir dan bermukim," katanya.
Ia mengatakan berbagai potensi sumber daya alam yang terdapat di wilayah kekuasaan bupati/wali kota, menjadi sumber kesejahteraan masyarakat lokal dan global.
Oleh karena itu dalam mengelola berbagai potensi sumber daya alam yang tersedia sebagai sumber kesejahteraan masyarakat lokal dan global tersebut, bupati/wali kota harus merujuk pada pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Masyarakat lokal sangat piawai dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," katanya.
Makanya tegas Hugua, jika bumi bisa selamat dari ancaman bencana demi bencana, bupati/wali kota perlu dan harus membangkitkan kearifan budaya lokal dana memenafaatkan dan mengelola berbagai potensi sumber daya alam yang tersedia.
"Masyarakat lokal tidak akan mengambil sesuatu dari alam, sebelum memberikan sesuatu kepada alam. Itu kearifan budaya lokal yang turun temurun dari leluhur kita sehingga keseimbangan alam tetap terjaga dari masa ke masa," katanya.
"Kalau pemerintah daerah gagal membangkitkan kearifan budaya lokal di masing-masing wilayah, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam, dunia dalam ancaman bencana demi bencana," katanya di Kendari, Senin.
Hugua yang baru terpilih sebagai `The Champion of CIB Working Group", bersama delapan wali kota lainnya di dunia, mengatakan dalam membangkitkan kearifan budaya lokal, para bupati/wali kota memiliki peran paling strategis.
Karena memang kata dia, di dalam wilayah kekuasaan bupati/wali kota selain memiliki berbagai potensi sumber daya alam, juga terdapat pribadi, keluarga dan masyarakat bertempat tinggal.
"Kecuali itu, di wilayah kekuasaan bupati/wali kota juga menjadi tempat para pemimpin genius lokal lahir dan bermukim," katanya.
Ia mengatakan berbagai potensi sumber daya alam yang terdapat di wilayah kekuasaan bupati/wali kota, menjadi sumber kesejahteraan masyarakat lokal dan global.
Oleh karena itu dalam mengelola berbagai potensi sumber daya alam yang tersedia sebagai sumber kesejahteraan masyarakat lokal dan global tersebut, bupati/wali kota harus merujuk pada pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Masyarakat lokal sangat piawai dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," katanya.
Makanya tegas Hugua, jika bumi bisa selamat dari ancaman bencana demi bencana, bupati/wali kota perlu dan harus membangkitkan kearifan budaya lokal dana memenafaatkan dan mengelola berbagai potensi sumber daya alam yang tersedia.
"Masyarakat lokal tidak akan mengambil sesuatu dari alam, sebelum memberikan sesuatu kepada alam. Itu kearifan budaya lokal yang turun temurun dari leluhur kita sehingga keseimbangan alam tetap terjaga dari masa ke masa," katanya.