Palu (Antara News) - Produksi kerajinan industri rotan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, setiap bulannya sudah mampu memproduksi puluhan set jenis mebel dengan kualitas ekspor.

         "Kami sendiri minimal delapan set per bulan," kata Pemilik Industri Rotan Palunesia Syahril H Antang di Palu, Jumat.

         Dia mengatakan untuk kualitas produksi seperti kursi tamu sudah pernah menembus pasar internasional, hanya saja masih melalui penjual perantara dari Bali.

         Syahril mengatakan beberapa waktu lalu perusahaannya mengirim penjualan mebel berbahan baku rotan ke Eropa melalui pengusaha di Bali. Saat ini kata dia, permintaan ekspor lesu sehingga hanya mengandalkan penjualan dalam negeri.

         Sasaran penjualan kata dia masih berkisar di Makassar, Gorontalo dan Manado. "Rencana bulan depan kita kirim ke Tanggarong," katanya.

         Untuk menjaga kualitas produksi, Syahril mempekerjakan hampir 40 orang mulai dari tukang poles bahan asalan, pembuat rangka, anyaman, gosok, finishing, paking dan transportasi.

         Khusus untuk tukang poles asalan, perusahaannya mempekerjakan 32 orang. Selebihnya bekerja di bagian akhir dan penjualan. "Sehingga semua produksi ada kualitas kontrolnya," katanya.

         Syahril mengatakan 80 persen peralatan yang digunakan berasal dari bantuan pemerintah kota termasuk lokasi di Pusat Pengembangan Industri Rotan Terpadu di Kelurahan Tondo.

         Di lokasi itu saat ini terdapat delapan pengusaha yang bergerak di bidang mebel rotan. "Kami menyediakan dua jenis produksi untuk Asia dan Eropa," katanya.

         Terkait harga kata Syahril tergantung dari jenis mebel dan kualitasnya. Untuk produk Asia dengan standar minimalis harga bervariasi antara Rp4 juta sampai Rp5 juta per set jenis kursi tamu dan meja.

Pewarta : Oleh Adha Nadjemuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024