Wangiwangi (Antara News) - Pengarah Institut Latihan Sektor Negeri Awam Malaysia, Saadilah Haji Abdilah, mengatakan, ada yang salah dengan penanganan masalah kemiskinan masyarakat, termasuk penanganan masalah kemiskinan komunitas Bajo.

Saadilah mengatakan hal tersebut pada Seminar Internasional Suku Bajo di Wangiwangi, ibukota Kabupaten Wakatobi, yang berakhir Jumat malam.

"Di Malaysia, pemerintah sudah lama menggulirkan program membasmi kemiskinan, namun jumlah penduduk miskin bukannya berkurang tapi malah bertambah," katanya.

Kesalahan pemerintah dalam membasmi tersebut kata dia, karena yang berperan penuh dalam program tersebut adalah pemerintah sendiri.

Sedangkan masyarakat miskin yang menjadi sasaran dari program tersebut kata dia, hanya menjadi obyek.

"Sejatinya, masyarakat miskin yang jadi sasaran dari program tersebut ikut dilibatkan, terutama dididik bagaimana bisa mengelola kehidupannya sehingga bisa berpenghasilan yang memadai," katanya.

Bupati Wakatobi Hugua yang ikut jadi pembicara dalam seminar bertajuk `Mengindera Masa Depan Masyarakat Bajo yang berdaya guna dan berdaya saing itu mengatakan masyarakat Bajo memiliki potensi cukup besar untuk memberi kontribusi bagi kemajuan pembangunan nasional.

"Kalau potensi besar ini dikembangkan dan didayagunakan dengan memperhatikan keseimbangan likungan, masyarakat Bajo bisa menjadi warga kelas satu di negeri ini," katanya.

Bisa menjadi warga kelas satu kata dia, karena di sekeliling tempat tinggal mereka, sarat dengan berbagai potensi sumber daya alam yang bisa menjadi sumber kesejahteraan masyarakat Bajo, bahkan bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

"Tugas pemerintah bagaimana membina masyarakat Bajo, mengangkat dan memperhatikan akar budaya mereka, sehingga nilai-nilai kearifan lokal masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam tetap terjaga menjaga dan terpelihara," katanya.

Pewarta : Oleh: Agus
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024