Kendari,  (Antara News) - Kekurangan naskah soal masih mewarnai pelaksanaan ujian nasional Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat di sejumlah sekolah di Sulawesi Tenggara (Sultra) namun diatasi dengan foto copy.

Namun solusi foto copy untuk mengatasi kekurangan soal berdasarkan arahan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai penanggungjawab tertinggi penyelengaraan ujian nasional, kata Kepala Dinas Pendidikan Sultra Damsid di Kendari, Senin.

Selain kekurangan naskah soal juga kendala yang mewarnai pelaksanaan ujian nasional SMP di Sultra adalah kekeliruan pengisian naskah soal dalam amplop.

"Ya, ujian nasional tingkat SMP menemui beberapa permasalahan tetapi tidak separah ujian tingkat SMU hingga tertunda dua hari," kata Damsid.

Ia mengajak pemerhati pendidikan agar berpikir positif demi penyelamatan pendidikan anak bangsa walaupun terjadi pergeseran waktu ujian yang berdampak berat terhadap psikologis anak-anak.

Kabupaten Buton Utara dan Wakatobi adalah dua daerah otonom yang masuk kategori akses transportasi sulit karena terdiri wilayah daratan dan kepulauan. Dari Kota Kendari ke Wakatobi dapat dijangkau menggunakan pesawat dengan jadwal penerbangan tiga kali seminggu yang membutuhkan waktu 45 menit.

Dapat pula menggunakan jasa kapal laut dengan pelayaran sembilan hingga 10 jam mencapai Wangi Wangi, ibukota Kabupaten Wakatobi.

Sedangkan, jazirah Buton Utara dijangkau dengan melalui transportasi laut dengan waktu 11 jam untuk mencapai sekolah perbatasan dengan Kabupaten Buton.

Wakil ketua DPRD Sultra Sabaruddin Labamba mengatakan sudah saatnya pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengoreksi diri.

"Berbagai macam permasalahan ujian nasional baik tingkat SMU maupun SMP tahun ini mengisyaratkan bahwa manajemen pendidikan buruk," kata Sabaruddin, politisi PAN.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan harus obyektif mengevaluasi pengelolaan pendidikan yang sentralistik tidak lebih baik daripada desentralisasi.

Pewarta : Sarjono
Editor :
Copyright © ANTARA 2024