Andoolo (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) saat ini sedang mengembangkan budidaya tanaman sorgum (sorghum bicolor L), yang nantinya akan memadukan dengan usaha peternakan.

"Keterpaduan antara tanaman sorgun dan usaha peternakan itu sangat tepat dan cocok, sebab di Konsel selain lahannya masih cukup luas, juga usaha pengembangan peternakan khususnya sapi dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan yang cukup baik," kata Kadis Pertanian dan Peternakan Konawe Selatan, Abdul Rahman, saat ditemui di Andoolo, Selasa.

Menurut Rahman, menggabungkannya dua usaha antara budidaya sorgun dengan peternakan, adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya.

"Produk tanaman sorgun yang menghasilkan berbagai produk makanan seperti buahnya untuk makanan pengganti karbohidrat selain beras dan batangnya setelah diperas bisa menghasilkan gula dan bahan baku pelengkap kecap. Sementara limbah (ampas dan daunnya) untuk kebutuhan pakan ternak," katanya.

Oleh karena itu, kata Rahman, dengan pembudidayaan sorgum itu, harus dipadukan dengan usaha pengembangan peternakan khususya sapi maupun kambing di daerah itu.

Ia menambahakan, khusus pengembangan budidaya sorgum, pemerintah Konsel mulai tahun ini telah menyediakan lahan seluas 4.000 hektare di Kecamatan Lainea Punggaluku.

Lahan yang cocok untuk pengembangan budidaya sorgum itu telah disediakan di lahan bekas PT Kapas Berdikari. Lahan itu kini sudah dialihfungsikan kepada pemerintah, setelah kontrak hak guna lahan yang pernah dikuasi perusahaan swasta itu dinyatakan selesai.

"Tanaman Sorgum ini, sebenarnya sudah lama ada di Sulawesi, hanya saja petani kebun, hanya menjadikan sebagai tanaman sela (tumpang sari) dengan tanaman perkebunan lainnya seperti jagung, kacang tanah, padi ladang dan jenis tanaman kayu rimba campuran lainnya," katanya.

Disamping tanaman sorgum itu, mudah tumbuh hampir seluruh daerah-daerah marginal dan kering, dan tidak diperlakukan khusus sebagai tanaman manja seperti padi sawah maupun tanaman jagung atau umbi-umbian lainnya.

"Tentu kita berharap, bila dua komoditi perkebunan dan peternakan ini dipadukan maka ketersediaan pangan khusus beras maupun daging tidak lagi masyarakat mengalami kekurangan pangan," ujarnya.

Kelebihan tanaman sorgun dapat memproduksi melebihi sepuluh ton/haktare, atau jauh lebih tinggi dibanding dengan produksi gabah kering yang dihasilkan petani yang hanya berkisar antyara 6-8 ton per hekatere dengan irigasi tersedia. (Ant).

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024