Kendari (ANTARA News) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kendari, Sulawesi Tenggara, merencanakan segera mengoperasikan sistim penangkapan air bersih (intake) milik PDAM dari sumber Intake Matabondu pada awal tahun 2012.
Direktur PDAM Kendari, Said Sirate, di Kendari, Jumat mengatakan, kalau intake Matabondu sudah beroperasi akan meningkatkan pelayanan PDAM terhadap masyarakat yang menjadi pelanggan.
"Intake Matabondu ini bisa memproduksi air hingga 300 liter perdetik," kata Said Sirate.
Ia mengatakan, dana pembangunan Intake Matabondu ini sebagian besar bersumber dari APBN pusat melalui Direktorat Jenderal Pegairan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sebesar Rp15 miliar.
Peruntukan dana itu katanya, selain pembangunan intake Matabondu, juga pembangunan instalasi pipa induk sepanjang 13 kilometer, yang akan menghubungkan dari Intake Matabondu ke bak penampungan di Punggolaka.
"Sedangkan pemerintah Kota dalam hal ini PDAM hanya kebagian membebaskan lahan tempat pembangunan Intake Matabondu dan lahan yang akan dilalui jaringan pipa nilainya mencapai Rp1 miliar," katanya.
Menurutnya, khusus air dari intake Matabondu ini tidak akan lagi menggunakan zat penjernih air atau tawas, karena airnya sudah jernih.
"Karena bersumber langsung dari mata air Matabondu, bahkan airnya bisa langsung diminum," katanya.
Ia menjelaskan, airnya sangat jernih, tidak ada endapan, kalau disumbernya langsung, bisa langsung diminum, bahkan wali kota Kendari, sudah meminum langsung air tersebut pada sumbernya di Intake Matabondu.
Menurut Said, Intake Matabondu ini sangat ekonomis, karena pemerintah tidak perlu menggunakan batu tawas sebagai penjernih, tetapi cukup menggunakan zat pembunuh kuman dalam hal ini kaporit.
"Biaya pembelian tawas selama ini menjadi salah satu beban PDAM, karena air yang berasal dari beberapa intake PDAM Kendari, butuh zat penjernih akibat airnya yang keruh," katanya. (Ant).
Direktur PDAM Kendari, Said Sirate, di Kendari, Jumat mengatakan, kalau intake Matabondu sudah beroperasi akan meningkatkan pelayanan PDAM terhadap masyarakat yang menjadi pelanggan.
"Intake Matabondu ini bisa memproduksi air hingga 300 liter perdetik," kata Said Sirate.
Ia mengatakan, dana pembangunan Intake Matabondu ini sebagian besar bersumber dari APBN pusat melalui Direktorat Jenderal Pegairan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sebesar Rp15 miliar.
Peruntukan dana itu katanya, selain pembangunan intake Matabondu, juga pembangunan instalasi pipa induk sepanjang 13 kilometer, yang akan menghubungkan dari Intake Matabondu ke bak penampungan di Punggolaka.
"Sedangkan pemerintah Kota dalam hal ini PDAM hanya kebagian membebaskan lahan tempat pembangunan Intake Matabondu dan lahan yang akan dilalui jaringan pipa nilainya mencapai Rp1 miliar," katanya.
Menurutnya, khusus air dari intake Matabondu ini tidak akan lagi menggunakan zat penjernih air atau tawas, karena airnya sudah jernih.
"Karena bersumber langsung dari mata air Matabondu, bahkan airnya bisa langsung diminum," katanya.
Ia menjelaskan, airnya sangat jernih, tidak ada endapan, kalau disumbernya langsung, bisa langsung diminum, bahkan wali kota Kendari, sudah meminum langsung air tersebut pada sumbernya di Intake Matabondu.
Menurut Said, Intake Matabondu ini sangat ekonomis, karena pemerintah tidak perlu menggunakan batu tawas sebagai penjernih, tetapi cukup menggunakan zat pembunuh kuman dalam hal ini kaporit.
"Biaya pembelian tawas selama ini menjadi salah satu beban PDAM, karena air yang berasal dari beberapa intake PDAM Kendari, butuh zat penjernih akibat airnya yang keruh," katanya. (Ant).