Kendari (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, memeriksa tiga saksi kericuhan di sekitar Kampus Universitas Haluoleo (Unhalu) yang terjadi pada Kamis (8/9) malam.

Kapolresta Kendari AKBP Yuyun Yudhantara di Kendari, Minggu, mengatakan, dari tiga saksi yang diperiksa itu kemudian akan dikembangkan ke penyidikan selanjutnya sehingga mengarah pada penentuan tersangka.

"Kami telah memeriksa tiga orang saksi terkait aksi kekerasan di jalan Edi Agusalim Mokodompit depan Kampus Unhalu yang menewaskan dua mahasiswa," katanya.

Ia mengatakan, sejauh ini, pihaknya masih melakukan proses penyelelidikan terhadap insiden kekerasan oleh sekelompok orang bersenjata tajam hingga merenggut nyawa 2 orang mahasiswa tersebut.

"Hingga saat ini, kepolisian belum berhasil mengungkap motif yang melatarbelakangi aksi kekerasan itu. Kami baru sebatas mengumpulkan berbagai kesaksian terkait insiden itu," katanya.

Menurut Yuyun, dari hasil penyelidikan sementara yang dilakukan itu, polisi telah mendapat petunjuk yang mengarah kepada para pelaku.

"Sebagaimana keterangan para saksi, pelakunya menggunakan sepeda motor, sebagian dari pelaku ada yang menggunakan jaket dan tutup kepala, ada juga yang menggunakan helm tengkorak," katanya.

Yuyun mengimbau warga Kota Kendari tidak terprovokasi dengan beredarnya SMS gelap yang mengarah pada SARA, pascaaksi kekerasan brutal tersebut.

"Saya luruskan bahwa aksi kekerasan tersebut adalah kriminalitas murni, sehingga warga harus bisa menahan diri dan tidak terprovokasi dengan isu-isu menyesatkan," kata Yuyun.

Menurut Yuyun, sampai saat ini, pihak kepolisian bersama unsur TNI terus bersiaga dan meningkatkan pengamanan di sekitar wilayah Kampus Unhalu dan sekitarnya.

"Untuk menciptakan kenyamanan bagi warga di sekitar Kampus Unhalu tersebut dan Kota Kendari umumnya. Kita melakukan pengamanan gabungan bersama Polresta Kendari, Polda Sultra dan dari unsur TNI dan rutin melakukan patroli," katanya. (Ant).

Pewarta : Suparman
Editor :
Copyright © ANTARA 2024