Kendari (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara meminta kepada Inspektur Tambang untuk membentuk tim agar menelusuri pencemaran lingkungan yang dituding dilakukan oleh PT Tambang Bumi Sulawesi atau TBS di Blok Watalara, Desa Pongkalero, Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten Bombana, Sultra.
Anggota DPRD Sultra Aflan Zulfadli saat ditemui di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa pihaknya merekomendasikan kepada Inspektur Tambang Sultra untuk membentuk sebuah Tim terpadu penelusuran terkait penyebab pencemaran lingkungan dan banjir di Pulau Kabaena.
"Makanya disini dibutuhkan Tim Terpadu untuk menelusuri kebenaran kejadian itu apakah sumbernya dari TBS itu sendiri atau bersama-sama dengan tambang lain," kata Aflan Zulfadli saat melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama pihak TBS dan konsorsium mahasiswa Sultra.
Ia juga menyebutkan bahwa DPRD Sultra juga akan merespon kejadian tersebut manakala telah mendapat informasi yang akurat mengenai fakta yang ada di lapangan.
"DPRD sendiri akan merespon hal ini setelah kami dapat informasi dari inspektur tambang," ujarnya.
Sementara itu, Jendral Lapangan Konsorsium Mahasiswa Malik Botom mengungkapkan bahwa PT TBS diduga telah melakukan aktivitas pertambangan yagn berdampak pada ekosistem dan pemukiman warga setempat.
"PT TBS telah melalaikan tanggung jawabnya dalam pengelolaan limbah sehingga diduga mencemari lingkungan masyarakat," ucap Malik
Ia menjelaskan bahwa selain itu, terjadi dugaan pencemaran lingkungan ini berdampak pada wilayah pertanian masyarakat.
"Dampak buruk yang disebabkan oleh PT. TBS merugikan masyarakat setempat khususnya pada lahan pertanian yang rusak parah," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Direktur PT TBS Basmala Septian Jaya membantah isu pencemaran tersebut dengan dalih jika dokumentasi pencemaran dan banjir yang tersebar itu merupakan dokumentasi dua tahun silam.
"Jadi perlu diklarifikasi, itu foto dua tahun yang lalu," sebut Basmala.
Berbeda dengan Direktur PT TBS, Inspektur Tambang Sultra Syahril menerangkan bahwa berdasarkan hasil tinjauan lapangan yang terakhir kali dilakukan didapati temuan pembuangan air limbah pertambangan. Selain itu, terdapat saluran air yang berpotensi tertutup akibat timbunan material dari aktivitas PT. TBS.
"Ada beberapa saluran yang mungkin sudah mulai tertutup oleh material-material, itu kami sudah bersihkan," jelasnya.