Kendari (ANTARA) - Kodim 1412/Kolaka Koramil 04/Kolaka menyalurkan bantuan Sembako kepada anak penderita stunting atau gagal tumbuh akibat mengalami kurang gizi kronis berlokasi di Kelurahan Lamokati, Kecamatan Kolaka, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Dandim 1412/Kolaka Letkol Inf Paruhum Siregar dalam keterangan tertulis diterima di Kendari, Minggu mengatakan bahwa pengentasan anak stunting merupakan program nasional yang perlu didukung bersama.
"Sebagai wujud perhatian dan kepedulian TNI dalam penanganan masalah stunting Danramil 04/Kolaka Kapten Inf Abdul Harus, memberikan bantuan sembako terhadap anak penderita stunting di Kelurahan Lamokati," katanya.
Menurutnya, semakin banyak yang peduli, maka angka anak stunting khususnya di Kabupaten Kolaka akan semakin cepat menurun sehingga bangsa Indonesia akan memiliki anak-anak dengan status kesehatan yang lebih baik dan tidak termasuk dalam kategori stunting.
"Kegiatan pemberian bantuan sembako tersebut adalah wujud tindak lanjut perintah dari Kepala Staf Angkatan Darat bahwa negara sebagai orang tua asuh anak stunting. Hal ini dilakukan guna menurunkan angka stunting secara nasional," ujar dia.
Lebih lanjut Letkol Paruhum mengatakan pihaknya memberikan bantuan kepada anak bernama Muhammad Amar Agustiadi (6) bertempat tinggal Jalan Khaeril Anwar Kelurahan Lamokato Kecamatan Kolaka, Kabupaten Kolaka.
“Semoga dengan bantuan ini dapat membantu program pemerintah dalam menurunkan angka stunting secara nasional,” harapnya.
Sementara itu orang tua penderita stunting Mardiin dan Sundari mengucapkan terimakasih kepada Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) yang sudah peduli bagi penderita anak stunting.
"Alhamdulillah penyaluran bantuan melalui Kodim 1412/Kolaka, Koramil 04/Kolaka sudah kami terima semoga pemberian sembako ini dapat kami manfaatkan sebaik-baiknya," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menargetkan angka stunting atau gagal tumbuh kembang anak akibat gizi kronis di daerah tersebut bisa turun menjadi 14 persen di tahun 2023.
Gubernur Sultra Ali Mazi mengatakan pihaknya bertekad menekan angka stunting hingga mencapai prevalensi 14 persen pada tahun 2023 sesuai yang ditargetkan Presiden Joko Widodo untuk di tahun 2024 mendatang.
"Saat ini kan sudah di angka 30 persen, jadi kita tinggal mengurangi setengahnya. Angka prevalensi stunting kita targetkan bisa 14 persen tercapai pada 2023 ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sultra Asmar mengatakan penanganan kasus stunting harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu hingga hilir serta kerja sama lintas sektoral.
"Satgas stunting diharapkan menjadi kekuatan pendukung utama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di berbagai tingkatan wilayah di Provinsi Sultra," kata Asmar.