Denpasar (ANTARA) - Seorang warga negara Indonesia (WNI) asal Bali atas nama Nia Marlinda, yang ditemukan meninggal dunia bersama satu anaknya tertimbun reruntuhan akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,8 di Turki, dimakamkan di negara tersebut tepatnya di Kahramanmaras.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki Lalu M. Iqbal dalam siaran tertulisnya yang diterima di Denpasar, Rabu, menyampaikan kabar duka tersebut telah disampaikan oleh KBRI Ankara kepada keluarga korban di Indonesia.
“Kolonel Amir, Atase Pertahanan RI KBRI Ankara, yang memimpin Tim Evakuasi ke Kahramanmaras telah memastikan pemulasaran almarhumah, dan KBRI telah mengkomunikasikan hal tersebut kepada keluarga almarhumah. Almarhumah dan keluarga dimakamkan hari ini (8/2) di Kahramanmaras,” kata Dubes Iqbal dalam siaran tertulisnya.
Kahramanmaras atau Mara merupakan kota yang berada di Turki bagian tengah. Kota tersebut berjarak lebih dari 600 kilometer dari ibu kota Turki, Ankara, dan berjarak lebih dari 1.000 km dari Istanbul.
Dalam siaran tertulis yang sama, Dubes Iqbal menyampaikan bahwa Nia Marlinda ditemukan bersama seorang anak berusia 1 tahun, dan suami korban yang berkebangsaan Turki.
"Jadi yang meninggal di Kahramanmaras adalah 1 ibu WNI dan 1 orang anak usia satu tahun. Karena aturannya anak di bawah 18 tahun otomatis boleh pegang paspor Indonesia, jadi hitungannya 2 WNI yang meninggal dunia," ujarnya.
Tim evakuasi dari KBRI Ankara, Tim Konsuler Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, dan Tim Atase Pertahanan dan Perbinlu (pejabat Badan Intelijen Negara) per Rabu telah mengevakuasi 123 orang di empat titik. Dari jumlah itu, dua di antaranya warga negara Malaysia, dan satu orang warga negara Myanmar.
Sejauh ini, tim evakuasi masih berupaya melacak dua pekerja migran Indonesia di Dyarbakir.
“Terkait dua WNI pekerja spa/terapis yang berstatus belum bisa dihubungi di Dyarbakir, Tim Evakuasi yang dipimpin oleh Kombes Pol. Budi Wardiman masih melakukan pelacakan di Dyarbakir sambil mengevakuasi 20 WNI di Dyarbakir dan Malatya,” kata Lalu M. Iqbal.
Pada kesempatan lain, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan di Denpasar, Bali, Rabu, menyampaikan pihaknya menerima informasi 1.375 PMI asal Bali yang bekerja di Turki dalam kondisi aman.
Ia menyampaikan informasi dari Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) jumlah pekerja migran asal Bali di Turki adalah 1.120 perempuan dan 255 laki-laki sehingga totalnya sebanyak 1.375 orang.
Ia mengatakan saat ini Disnaker Bali telah berkoordinasi dengan KBRI Ankara untuk pendataan ulang para pekerja migran asal Bali di Turki.
Baca juga: KBRI Ankara berhasil mengevakuasi 123 WNI di wilayah gempa Turki

Mengungsi
Tiga mahasiswa asal Kabupaten Simeulue, Aceh, terdampak gempa di Turki dan kini mengungsi ke sebuah masjid di negara tersebut setelah tempat tinggal mereka rusak parah akibat bencana alam itu.
Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Persandian Kabupaten Simeulue Misrahuddin di Simeulue, Rabu, mengatakan, tiga mahasiswa tersebut terdampak gempa di Turki berdasarkan laporan pihak keluarga.
"Dari laporan kami tersebut, ada tiga warga Simeulue yang menjadi korban gempa bumi di Turki. Ketiganya mahasiswa dan segera kami laporkan ke Bupati terkait langkah apa yang diambil untuk membantu mereka," kata Misrahuddin.
Adapun ketiga mahasiswa tersebut, yakni Riadi Musli, dan Intan Syarah, keduanya asal Kecamatan Salang. Serta Sofian Duad asal Kecamatan Simeulue Timur.
Camat Salang Kausar mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan keluarga mahasiswa tersebut. Informasi dari keluarga, dua mahasiswa asal Kecamatan Salang tersebut dalam kondisi sehat dan kini mereka di pengungsian.
"Ada dua warga kami terdampak gempa. Keduanya merupakan mahasiswa di sebuah universitas di Turki. Mereka saat ini mengungsi di sebuah masjid karena tempat tinggal mereka rusak akibat gempa," kata Kausar.
Kausar mengatakan, pihaknya menyurati pemerintah kabupaten memberitahukan dua mahasiswa asal Kecamatan Salang yang terdampak gempa di Turki.
"Surat tersebut juga termasuk permohonan bantuan kepada mereka yang saat ini mengungsi di negara tersebut. Informasi dari pihak keluar, mereka kini membutuhkan bantuan," kata Kausar.
Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah Kabupaten Simeulue Asludin mengatakan, pihaknya belum menerima laporan resmi terkait adanya warga Simeulue yang menjadi korban gempa bumi di Turki.
"Nanti, setelah kami terima laporan resminya, akan kami sampaikan ke Bupati bagaimana langkah penanganan selanjutnya. Kami juga mengajak masyarakat ikut membantu mereka," kata Asludin.
Dua gempa besar mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2). Dua gempa tersebut dengan magnitudo 7,7 dan 7,6 skala richter. Sedikitnya, 3.381 orang meninggal dunia dan 20.426 lainnya terluka di 10 provinsi di Turki.
Baca juga: Gempa susulan terus mengguncang Turki, korban capai seribuan
Baca juga: Apa dan mengapa gempa bumi di Turki
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dua WNI korban gempa di Turki dimakamkan di Kahramanmaras