Gorontalo, (ANTARA News) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo minta, agar pihak Universitas Negeri Gorontalo (UNG) introspeksi diri dalam menyikapi setiap perisitiwa yang terjadi.
Anggota Komisi IV DPRD Gorontalo Jasin U Dilo, Kamis, mengatakan, Peristiwa tawuran antara mahasiswa Fakultas Teknik dan Pertanian pada 3 Oktober, yang berakibat terbakarnya gedung laboratorium terpadu Fakultas Pertanian seharusnya menjadi otokritik bagi pimpinan UNG.
Menurut Jasin, tawuran sering terjadi di UNG, namun peristiwa 3 Oktober lalu merupakan yang terbesar.
"Saya yakin peristiwa tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba, pasti ada masalah yang terpendam," ujarnya.
Karena itulah, Jasin berharap TPF tidak hanya bekerja terfokus pada peristiwa itu saja, namun harus mengungkap masalah yang tersimpan agar peristiwa serupa tidak terulang di kemudian hari.
"Bisa jadi karena UNG sudah over capacity sehingga butuh pengembangan," katanya.
Antoni Karim, anggota komisi I, meminta pertemuan antara DPRD dengan pimpinan UNG, hendaknya dijadikan sebagai momentum untuk mencari solusi yang dapat menghindarkan terulangnya peristiwa serupa.
"Sepertinya mahasiswa teknik memiliki karakteristik khas yang berbeda dengan mahasiswa lain, terkait dengan pengembangan UNG, akan lebih baik jika fakultas tersebut ditempatkan di lokasi yang terpisah dengan fakultas lain," ujarnya.
Kepala Humas UNG, Dr Arifin Tahir, menyambut baik usulan tersebut dan menyatakan bahwa peristiwa tersebut membawa hikmah bagi perbaikan kampus ke depan.
"Peristiwa itu dijadikan Rektor sebagai momentum menata aktivitas mahasiswa, terutama di malam hari karena banyak mahasiswa yang tinggal di kantor-kantor organisasi intern kampus, dan sering kali mereka melakukan hal-hal yang tidak baik," jelasnya.
Arifin menjelaskan, saat ini Rektor membatasi kegiatan mahasiswa hingga pukul 20.00 wita, tidak boleh lebih dari jam tersebut. (Ant)