Kendari (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Bombana, Sulawesi Tenggara, aktif menyerap hasil panen beras lokal dalam upaya mendukung program ketahanan pangan nasional.
Kepala Cabang Bulog Bombana, Aang Fahri Hajad, di Bombana, Jumat, mengatakan, program tersebut tidak hanya memastikan ketersediaan stok beras di wilayah Sulawesi Tenggara, tetapi juga membantu stabilisasi harga pangan.
Dikatakannya, inisiatif ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong pengadaan pangan dari produksi dalam negeri guna menjaga ketahanan pangan nasional.
Untuk menyerap beras lokal, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan petani di berbagai wilayah Bombana dan sekitarnya, sekaligus memberikan jaminan pasar atas hasil panen mereka.
"Dengan adanya penyerapan ini, petani lokal mendapatkan kepastian harga yang adil untuk beras yang produksinya, sehingga otomatis akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani serta memperkuat perekonomian daerah," katanya.
Melalui program itu juga, tambah dia, Bulog Bombana berupaya menciptakan rantai pasok pangan yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Aang juga menjelaskan bahwa serapan beras dilakukan dengan menerapkan standar kualitas tinggi.
“Kami memastikan beras yang masuk ke gudang Bulog memenuhi standar mutu, sehingga siap didistribusikan ke masyarakat atau digunakan dalam berbagai program pemerintah, seperti bantuan sosial dan operasi pasar untuk stabilisasi harga. Kami berharap program ini dapat membantu petani lokal serta menjaga agar harga beras tetap stabil di pasaran,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, program tersebut mendapat sambutan hangat dari para petani yang merasakan manfaat langsung dari jaminan pasar yang diberikan Bulog.
"Dengan adanya kepastian penyerapan beras oleh Bulog, petani merasa lebih termotivasi untuk meningkatkan kualitas produksi, tanpa khawatir akan kesulitan dalam memasarkan hasil panennya. Mereka berharap kerja sama ini terus berlanjut sehingga sektor pertanian semakin kuat, dan produksi beras lokal dapat bersaing serta memenuhi kebutuhan," ujarnya.
Selain membantu petani, kata dia, penyerapan beras ini juga berfungsi sebagai upaya strategis dalam menjaga kestabilan harga beras, terutama saat pasokan beras di pasaran mengalami peningkatan harga akibat berbagai faktor eksternal. Langkah ini juga sejalan dengan arahan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
Melalui penyerapan beras lokal sepanjang tahun 2024 sebesar 5.370.080 kuantum/kg dengan rincian panen raya pertama sebesar 2.548.580 kg dan panen gadu sebanyak 2.821.500 kg.
Lebih lanjut dikatakan, Bulog Bombana memberikan kontribusi nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan perekonomian daerah dalam memprioritaskan hasil panen dalam negeri sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mencapai kemandirian pangan nasional.
"Jadi, program ini tidak hanya berdampak positif bagi petani lokal, tetapi juga masyarakat luas yang membutuhkan," katanya.
Oleh karena itu, Bulog Bombana terus berkomitmen dalam mendukung kesejahteraan petani, stabilisasi harga, dan kelangsungan ketahanan pangan, yang semuanya berperan penting dalam mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh di Indonesia.
Kepala Cabang Bulog Bombana, Aang Fahri Hajad, di Bombana, Jumat, mengatakan, program tersebut tidak hanya memastikan ketersediaan stok beras di wilayah Sulawesi Tenggara, tetapi juga membantu stabilisasi harga pangan.
Dikatakannya, inisiatif ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong pengadaan pangan dari produksi dalam negeri guna menjaga ketahanan pangan nasional.
Untuk menyerap beras lokal, kata dia, pihaknya bekerja sama dengan petani di berbagai wilayah Bombana dan sekitarnya, sekaligus memberikan jaminan pasar atas hasil panen mereka.
"Dengan adanya penyerapan ini, petani lokal mendapatkan kepastian harga yang adil untuk beras yang produksinya, sehingga otomatis akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani serta memperkuat perekonomian daerah," katanya.
Melalui program itu juga, tambah dia, Bulog Bombana berupaya menciptakan rantai pasok pangan yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Aang juga menjelaskan bahwa serapan beras dilakukan dengan menerapkan standar kualitas tinggi.
“Kami memastikan beras yang masuk ke gudang Bulog memenuhi standar mutu, sehingga siap didistribusikan ke masyarakat atau digunakan dalam berbagai program pemerintah, seperti bantuan sosial dan operasi pasar untuk stabilisasi harga. Kami berharap program ini dapat membantu petani lokal serta menjaga agar harga beras tetap stabil di pasaran,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, program tersebut mendapat sambutan hangat dari para petani yang merasakan manfaat langsung dari jaminan pasar yang diberikan Bulog.
"Dengan adanya kepastian penyerapan beras oleh Bulog, petani merasa lebih termotivasi untuk meningkatkan kualitas produksi, tanpa khawatir akan kesulitan dalam memasarkan hasil panennya. Mereka berharap kerja sama ini terus berlanjut sehingga sektor pertanian semakin kuat, dan produksi beras lokal dapat bersaing serta memenuhi kebutuhan," ujarnya.
Selain membantu petani, kata dia, penyerapan beras ini juga berfungsi sebagai upaya strategis dalam menjaga kestabilan harga beras, terutama saat pasokan beras di pasaran mengalami peningkatan harga akibat berbagai faktor eksternal. Langkah ini juga sejalan dengan arahan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada impor.
Melalui penyerapan beras lokal sepanjang tahun 2024 sebesar 5.370.080 kuantum/kg dengan rincian panen raya pertama sebesar 2.548.580 kg dan panen gadu sebanyak 2.821.500 kg.
Lebih lanjut dikatakan, Bulog Bombana memberikan kontribusi nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan perekonomian daerah dalam memprioritaskan hasil panen dalam negeri sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mencapai kemandirian pangan nasional.
"Jadi, program ini tidak hanya berdampak positif bagi petani lokal, tetapi juga masyarakat luas yang membutuhkan," katanya.
Oleh karena itu, Bulog Bombana terus berkomitmen dalam mendukung kesejahteraan petani, stabilisasi harga, dan kelangsungan ketahanan pangan, yang semuanya berperan penting dalam mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh di Indonesia.