Kendari (ANTARA) - Platform kekayaan intelektual Mebiso memberikan pemahaman kepada 3.700 mahasiswa se-Indonesia mengenai pentingnya pendaftaran merek bagi usaha.

"Edukasi ini diberikan dalam kegiatan Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo 2024 di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari,  Sulawesi Tenggara (Sultra)," kata CEO Mebiso, Hesti Rosa di Kendari, Rabu.

Ia.mengatakan, pemerintah melalui  Kemendikbud Ristek melakukan berbagai upaya untuk mencetak wirausaha mahasiswa. Sejak diluncurkan pada tahun 2022, tercatat sekitar 23.000 mahasiswa yang membangun usaha.

Salah satu program yang dilakukan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, yakni Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo. Kegiatan ini merupakan ajang tahunan yang diikuti wirausaha mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Tahun ini, pelaksanaan KMI Expo pada tahun 2024 memasuki tahun ke-15 di Universitas Halu Oleo, Kendari pada tanggal 23-25 Oktober 2024, dengan mengangkat tema “Wirausaha Rakyat Merdeka: Membangun Kolaborasi, Mengukir Masa Depan Indonesia” yang mengedepankan kolaborasi berbagai pihak untuk membangun masa depan generasi muda yang lebih baik.

Rektor Universitas Halu Oleo, Prof. Muhammad Zamrun Firihu, mengatakan bahwa KMI Expo merupakan kegiatan besar yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek khususnya Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa).

“Kegiatan ini adalah kegiatan nasional, dengan adanya acara ini kita dapat melihat bagaimana potensi mahasiswa di bidang kewirausahaan,” ujarnya.

Ketua Pelaksana KMI Expo XV, Dr. Sarina mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut diikuti oleh 364 Perguruan Tinggi, 3.700 mahasiswa, 741 dosen pendamping, 741 produk mahasiswa dan 400 stand bazar. Kemudian untuk peserta internal diikuti 15 fakultas 1 Pascasarjana, Dharma Wanita Persatuan (DWP) UHO, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Adapun kegiatan utama yakni KMI Award, pameran, pendamping wirausaha terbaik, seminar kewirausahaan dan sarasehan (pertemuan). Kemudian untuk kegiatan pendukung yakni kirab budaya, poster usaha, stand up comedy dan M-reels. Serta kegiatan lokal pasar malam, lomba masak mosolori dan pameran antara fakultas UHO,” ungka dia.

Dalam kegiatan seminar kewirausahaan, Mebiso, platform jasa merek berbasis AI juga mendapatkan kesempatan untuk memberikan pemahaman terkait pentingnya pendaftaran merek bagi mahasiswa yang sudah memiliki usaha.

Dengan merek dagang yang terdaftar, bisnis akan memiliki pondasi yang kuat untuk berkembang dan bersaing di pasar.

“Pendaftaran merek adalah langkah penting yang perlu dipahami mahasiswa sejak dini. Dengan melindungi ide dan inovasi melalui pendaftaran merek, mereka tidak hanya mengamankan hak eksklusif atas karya mereka, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk kesuksesan jangka panjang di dunia profesional,” papar Hesti Rosa.

Hesti menguraikan, para mahasiswa yang sudah memiliki bisnis tidak perlu menunda pendaftaran merek. Sebab, prinsip perlindungan merek di Indonesia bersifat first to file.

“Artinya siapa cepat dia berhak. Pelaku usaha yang sudah mendaftarkan merek akan mendapatkan hak eksklusif setelah sertifikat mereknya terbit. Perlindungan merek ini diberikan sejak pendaftaran merek dimohonkan,” tuturnya.

Pewarta : Andika/Ahimsa Krisna
Editor : Abdul Azis Senong
Copyright © ANTARA 2024