Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari melaksanakan panen raya padi hasil sekolah lapang iklim (SLI) operasional yang diadakan oleh Stasiun Klimatologi BMKG Provinsi Sultra di areal persawahan Amohalo, Kecamatan Baruga.
Panen raya tersebut dilakukan di atas lahan persawahan seluas 319 hektare yang digarap oleh 30 gabungan penyuluh pertanian dan kelompok pertanian di wilayah itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari Ridwansyah Taridala di Kendari, Senin mengatakan, sekolah lapang iklim yang dilaksanakan oleh BMKG sangat membantu para petani setempat sebab selama ini pengetahuan tentang iklim bagi petani dilakukan secara konvensional saja.
“Jadi begitu pentingnya bagi para petani mengetahui informasi tentang iklim juga selain melakukan penanaman saja terutama untuk menentukan keberhasilan panen dengan menyesuaikan keadaan iklim,” katanya.
Sementara itu, Kepala Sub Koordinator Bidang Informasi Iklim Lingkungan BMKG pusat Muhammad Agung Fauzi mengatakan, pihaknya menyasar kelompok tani dalam melakukan program sekolah lapang iklim tersebut.
“Sekolah lapang yang dilakukan kali ini maupun nantinya adalah mengikuti masa tanam yakni sekitar tiga hingga empat bulan,” kata Agung.
Ia menuturkan, dalam prakteknya pihak BMKG melakukan pendampingan kepada para penyuluh pertanian serta kelompok tani setempat mulai dari masa tanam, perawatan, hingga saat ini melakukan panen raya.
Ia menambahkan adapun materi yang diberikan kepada penyuluh dan kelompok tani adalah informasi terkait iklim, prakiraan musim, pemahaman tentang hama tanaman dan pengamatan terkait ekosistem.
“Tahun ini kita agak bersyukur sebab kemarau yang terjadi tidak terlalu panjang sehingga potensi kekeringan tidak terjadi seperti apa yang terjadi di tahun 2023,” tambahnya.
Panen raya tersebut dilakukan di atas lahan persawahan seluas 319 hektare yang digarap oleh 30 gabungan penyuluh pertanian dan kelompok pertanian di wilayah itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Kendari Ridwansyah Taridala di Kendari, Senin mengatakan, sekolah lapang iklim yang dilaksanakan oleh BMKG sangat membantu para petani setempat sebab selama ini pengetahuan tentang iklim bagi petani dilakukan secara konvensional saja.
“Jadi begitu pentingnya bagi para petani mengetahui informasi tentang iklim juga selain melakukan penanaman saja terutama untuk menentukan keberhasilan panen dengan menyesuaikan keadaan iklim,” katanya.
Sementara itu, Kepala Sub Koordinator Bidang Informasi Iklim Lingkungan BMKG pusat Muhammad Agung Fauzi mengatakan, pihaknya menyasar kelompok tani dalam melakukan program sekolah lapang iklim tersebut.
“Sekolah lapang yang dilakukan kali ini maupun nantinya adalah mengikuti masa tanam yakni sekitar tiga hingga empat bulan,” kata Agung.
Ia menuturkan, dalam prakteknya pihak BMKG melakukan pendampingan kepada para penyuluh pertanian serta kelompok tani setempat mulai dari masa tanam, perawatan, hingga saat ini melakukan panen raya.
Ia menambahkan adapun materi yang diberikan kepada penyuluh dan kelompok tani adalah informasi terkait iklim, prakiraan musim, pemahaman tentang hama tanaman dan pengamatan terkait ekosistem.
“Tahun ini kita agak bersyukur sebab kemarau yang terjadi tidak terlalu panjang sehingga potensi kekeringan tidak terjadi seperti apa yang terjadi di tahun 2023,” tambahnya.