Kendari (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mendorong para pengusaha untuk membangun usaha dan produksi pakan ternak unggas yang dinilai sangat dibutuhkan petani peternak di daerah ini.
"Peternak unggas di Kota Kendari, bahkan di kabupaten lain di Sultra hingga kini masih mengeluhkan tingginya harga pakan ternak yang disebabkan karena hampir 75 persen kebutuhan pakan yang digunakan itu disuplai dari luar daerah," kata Kadis Pertanian dan Peternakan Sultra, La Ode Muh. Rusdin Jaya di Kendari, Jumat.
Ia mengatakan, tingginya harga pakan ternak yang dirasakan selama ini karena terkadang ketersediaan pakan yang harus dipesan dari luar daerah (Sulawesi Selatan) biasa terlambat, akibatnya petani peternak harus mencari dan memesan dari luar Sulawesi dengan harga yang tentu lebih tinggi.
Untuk itu, kata mantan Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sultra itu, pemerintah Sultra mengharapkan ada pengusaha lokal maupun dari luar daerah untuk membangun industri pakan ternak dalam skala besar di daerah ini.
"Kalau masalah bahan baku pakan berupa jagung, saat ini Pemkab Muna menggenjot petani di daerah itu dengan menanam jagung kuning dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan beberapa industri pabrik tepung jagung di luar Sultra dan sebagian pakan ternak," ujarnya.
Rusdin mengatakan bahwa saat ini sekitar 60-70 persen dari total kebutuhan pakan ternak Sultra masih disuplai dari luar kota atau dari Provinsi Sulsel.
"Sampai saat ini masih sekitar 60 persen kebutuhan pakan ternak masih disuplai dari luar daerah. Sementara produksi pakan ternak dari pabrik pakan yang kita miliki baru mampu memenuhi sekitar 30," ujarnya.
Kondisi tersebut membuat harga pakan ternak Sultra masih tergolong tinggi karena risiko yang diterima oleh para peternak dengan mengambil pakan ternak dari luar biaya pengiriman yang cukup tinggi.
"Selama ini biaya pengiriman menjadi masalah tersendiri yang harus dihadapi oleh para peternak. Sehingga ini menjadi salah satu kendala peternak dalam mengembangkan usaha," katanya dan menambahkan, bila usaha pakan itu tersedia maka kesulitan para peternak unggas pasti teratasi.
"Peternak unggas di Kota Kendari, bahkan di kabupaten lain di Sultra hingga kini masih mengeluhkan tingginya harga pakan ternak yang disebabkan karena hampir 75 persen kebutuhan pakan yang digunakan itu disuplai dari luar daerah," kata Kadis Pertanian dan Peternakan Sultra, La Ode Muh. Rusdin Jaya di Kendari, Jumat.
Ia mengatakan, tingginya harga pakan ternak yang dirasakan selama ini karena terkadang ketersediaan pakan yang harus dipesan dari luar daerah (Sulawesi Selatan) biasa terlambat, akibatnya petani peternak harus mencari dan memesan dari luar Sulawesi dengan harga yang tentu lebih tinggi.
Untuk itu, kata mantan Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sultra itu, pemerintah Sultra mengharapkan ada pengusaha lokal maupun dari luar daerah untuk membangun industri pakan ternak dalam skala besar di daerah ini.
"Kalau masalah bahan baku pakan berupa jagung, saat ini Pemkab Muna menggenjot petani di daerah itu dengan menanam jagung kuning dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan beberapa industri pabrik tepung jagung di luar Sultra dan sebagian pakan ternak," ujarnya.
Rusdin mengatakan bahwa saat ini sekitar 60-70 persen dari total kebutuhan pakan ternak Sultra masih disuplai dari luar kota atau dari Provinsi Sulsel.
"Sampai saat ini masih sekitar 60 persen kebutuhan pakan ternak masih disuplai dari luar daerah. Sementara produksi pakan ternak dari pabrik pakan yang kita miliki baru mampu memenuhi sekitar 30," ujarnya.
Kondisi tersebut membuat harga pakan ternak Sultra masih tergolong tinggi karena risiko yang diterima oleh para peternak dengan mengambil pakan ternak dari luar biaya pengiriman yang cukup tinggi.
"Selama ini biaya pengiriman menjadi masalah tersendiri yang harus dihadapi oleh para peternak. Sehingga ini menjadi salah satu kendala peternak dalam mengembangkan usaha," katanya dan menambahkan, bila usaha pakan itu tersedia maka kesulitan para peternak unggas pasti teratasi.