Kendari (ANTARA) - Desa Wisata Sani-sani, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mendatangkan penggiat wisata dirgantara Gendon Subandono untuk melakukan uji kelayakan terbang paralayang di Puncak Indah Kapu.
Kepala Desa Sani-sani Alias Mujur, Selasa, di Kolaka, mengatakan bahwa mendatangkan Gendon Subandono untuk mengembangkan potensi paralayang di Puncak Indah Kapu.
"Saat ini kami tengah fokus mengembangkan paralayang di desa ini, dan antusias masyarakat sangat tinggi," katanya.
Dia menjelaskan selain melakukan uji coba terbang, dia berharap Gendon Subandono memberikan pelatihan ke masyarakat di sini terkait paralayang.
"Kami harap Gendon juga mau melatih masyarakat di sini bagaimana menerbangkan paralayang dan menjadi masyarakat yang sadar wisata," harapnya.
Saat ini selain paralayang, Desa wisata Sani-Sani juga mengembangkan wisata alam lainnya seperti arung jeram, diving, trekking, dan hiking.
"Desa Sani-Sani ini potensi wisata alamnya lengkap, sementara yang sudah beroperasi adalah arung jeram," katanya.
Sementara itu, Gendon Subandono atau biasa dipanggil Get yang juga merupakan ketua Asosiasi Penerbang Tandem dan Instruktur Paralayang Indonesia (APTIPI) mengatakan bahwa Desa Sani-Sani ini layak menjadi salah satu tempat rekomendasi bagi paralayang profesional.
"Kalau untuk pemula, tempat ini masih butuh pembenahan, tapi untuk profesional tempat ini layak dicoba," katanya.
Dia menjelaskan lokasi ini memiliki ketinggian lokasi lebih dari 400 meter di atas permukaan laut, dan kecepatan angin 0-12 Km/jam dan jarak terbang dari puncak untuk meluncur kurang lebih 500 meter ke tempat pendaratan dengan rata-rata terbang di udara sekitar enam menit dalam kondisi angin kecil. Tapi, jika ada hembusa angin yang cukup maka penerbangan akan bisa lebih lama.
"Secara teknis, lokasi ini sudah layak buat paralayang," katanya
Dia menyebutkan ada empat poin untuk menjadikan desa ini menjadi wisata paralayang.
Pertama menyempurnakan lokasi terutama lepas landas dan perluas tempat pendaratan. Kedua tempat istirahat dan fasilitas umum seperti sarana mandi, cuci, kakus (MCK).
"Ketiga, pengembangan SDM yang perlu didorong agar segera tersedia penerbang-penerbang mahir dan penerbang tandem serta kru untuk membantu operasional kegiatan paralayang, dan yang ke empat adalah penyempurnaan akses ke lokasi," katanya.
Dia menambahkan jika wisata paralayang di Desa Sani-sani ini terwujud, maka tempat ini menjadi satu-satunya desa di Indonesia yang memiliki wisata alam yang lengkap.
"Ini potensi besar, satu-satunya di Indonesia yang desanya memiliki wisata alam lengkap mulai dari arung jeram, hiking, trekking, diving dan paralayang," tambahnya
Kepala Desa Sani-sani Alias Mujur, Selasa, di Kolaka, mengatakan bahwa mendatangkan Gendon Subandono untuk mengembangkan potensi paralayang di Puncak Indah Kapu.
"Saat ini kami tengah fokus mengembangkan paralayang di desa ini, dan antusias masyarakat sangat tinggi," katanya.
Dia menjelaskan selain melakukan uji coba terbang, dia berharap Gendon Subandono memberikan pelatihan ke masyarakat di sini terkait paralayang.
"Kami harap Gendon juga mau melatih masyarakat di sini bagaimana menerbangkan paralayang dan menjadi masyarakat yang sadar wisata," harapnya.
Saat ini selain paralayang, Desa wisata Sani-Sani juga mengembangkan wisata alam lainnya seperti arung jeram, diving, trekking, dan hiking.
"Desa Sani-Sani ini potensi wisata alamnya lengkap, sementara yang sudah beroperasi adalah arung jeram," katanya.
Sementara itu, Gendon Subandono atau biasa dipanggil Get yang juga merupakan ketua Asosiasi Penerbang Tandem dan Instruktur Paralayang Indonesia (APTIPI) mengatakan bahwa Desa Sani-Sani ini layak menjadi salah satu tempat rekomendasi bagi paralayang profesional.
"Kalau untuk pemula, tempat ini masih butuh pembenahan, tapi untuk profesional tempat ini layak dicoba," katanya.
Dia menjelaskan lokasi ini memiliki ketinggian lokasi lebih dari 400 meter di atas permukaan laut, dan kecepatan angin 0-12 Km/jam dan jarak terbang dari puncak untuk meluncur kurang lebih 500 meter ke tempat pendaratan dengan rata-rata terbang di udara sekitar enam menit dalam kondisi angin kecil. Tapi, jika ada hembusa angin yang cukup maka penerbangan akan bisa lebih lama.
"Secara teknis, lokasi ini sudah layak buat paralayang," katanya
Dia menyebutkan ada empat poin untuk menjadikan desa ini menjadi wisata paralayang.
Pertama menyempurnakan lokasi terutama lepas landas dan perluas tempat pendaratan. Kedua tempat istirahat dan fasilitas umum seperti sarana mandi, cuci, kakus (MCK).
"Ketiga, pengembangan SDM yang perlu didorong agar segera tersedia penerbang-penerbang mahir dan penerbang tandem serta kru untuk membantu operasional kegiatan paralayang, dan yang ke empat adalah penyempurnaan akses ke lokasi," katanya.
Dia menambahkan jika wisata paralayang di Desa Sani-sani ini terwujud, maka tempat ini menjadi satu-satunya desa di Indonesia yang memiliki wisata alam yang lengkap.
"Ini potensi besar, satu-satunya di Indonesia yang desanya memiliki wisata alam lengkap mulai dari arung jeram, hiking, trekking, diving dan paralayang," tambahnya